Salin Artikel

Survei Litbang Kompas Pilgub Jatim: Ini Penyebab Elektabilitas Khofifah-Emil Unggul

Sementara elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, 3,8 persen.

Sedangkan Calon Gubernur nomor urut 3, Tri Rismaharini - Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), elektabilitasnya 20,9 persen. 

Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu mengungkapkan ada tiga faktor yang menyebabkan elektabilitas Khofifah-Emil unggul dibandingkan dengan dua paslon lainnya. Pertama, adalah faktor petahana satu paket. 

"Dengan posisi petahana, apalagi satu paket, ini kan sudah memiliki rekam jejak selama lima tahun terakhir ini sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur. Dan tentu dengan popularitas yang relatif tinggi, apalagi approval rating-nya sudah di atas rata-rata, di atas 70 sampai 75 persen," kata Yohan dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com, Jumat (15/11/2024).

Kedua, loyalitas pemilih Khofifah-Emil pada pilkada 2018 lalu dijaga dengan baik sehingga menjadi penopang tingginya elektablitas. 

"Khofifah-Emil ini juga menjadi kontestan di Pilkada 2018. Kalau di survei kita, rata-rata 60 persen lebih pemilih mereka itu akan milih mereka lagi. Jadi ada loyalitas pemilih mereka yang relatif dijaga baik. Ini jadi penopang," ungkap Yohan. 

"Kita tahu Jawa Timur basisnya NU. Ini juga rata-rata sebagaian besar responden kita yang mengaku warga NU memilih Khofifah Emil," katanya. 

Yohan mengatakan, Khofifah memiliki kelebihan pada aspek struktural dan kultural dalam menggaet suara warga Nahdliyin di Jatim.

Diketahui, secara struktural, Khofifah merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU selama 24 tahun. 

"Muslimat NU ini jaringannya lumayan di akar rumput. Jaringan infrastruktur sosialnya. Pengajian-pengajian Muslimat itu menjadi kekuatan Khofifah sebagai basis pemilihnya," katanya. 

Selain itu, menurut Yohan, sosok Khofifah lebih kuat secara kultural di lingkup warga Nahdliyin.

"Bu Luluk cenderung karena PKB-nya. Struktur di PKBnya. Sementara Gus Hans lebih ke kultural tapi tidak populer di Jatim," ungkapnya. 

Selain itu, Yohan menyebut, pasangan Luluk-Lukman dan Risma-Gus Hans kalah start dengan Khofifah Emil. Diketahui, Luluk-Lukman dan Risma-Gus Hans baru dipasangkan di menit-menit akhir jelang pendaftaran Pilkada. 

"Sosial kapital Khofifah-Emil sudah punya, sedangkan lawannya belum siap. Jadi mereka harus bertarung dengan pasangan petahana dengan durasi waktu yang relatif sempit," pungkasnya. 

Metode Penelitian

Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dari tanggal 2-7 November 2024. 

Sebanyak 800 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Timur. 

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95persen,“margin of error” penelitian +/- 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT. Kompas Media Nusantara).

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/15/022000578/survei-litbang-kompas-pilgub-jatim-ini-penyebab-elektabilitas-khofifah-emil

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com