Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Meirizka Widjaja diperiksa selama lima jam di Gedung Kejati Jatim.
Meirizka Widjaja diperiksa dari pukul 15.00 WIB hingga 20.45 WIB. Saat selesai diperiksa, dia sudah mengenaikaan rompi berwarna merah.
Dia juga tak menjawab pertanyaan awak media saat berjalan menuju ke rumah tahanan Kejati Jatim.
Kuasa Hukum Meirizka Widjaja, Filmon Lay memastikan pihaknya akan menaati proses hukum yang ada.
"Kami taat akan proses hukum yang ada. Kami percayakan kepada penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan Agung," katanya di Kejaksaan Tinggi Jatim, Senin (4/11/2024).
"Kami kooperatif dan menaati prosedur hukum yang berlaku," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Agung memastikan, pemberian suap kepada tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya atas persetujuan dari ibu Ronald Tanur, Meirizka Widjaja (MW).
Suap itu diberikan agar Ronald Tannur divonis bebas dari tuduhan menyiksa dan membunuh kekasihnya, Dini Sera Afrianti.
"Adapun biaya tersebut berasal dari uang MW. Jika ada biaya yang dikeluarkan LR yang terpakai maka tersangka MW akan mengganti dikemudian hari," kata Abdul Qohar di Kejagung Jakarta, Senin (4/11/2024).
Abdul Qohar menyebut, dalam permintaan dana terkait pengurusan perkara, LR juga selalu meminta persetujuan MW.
"LR selalu meminta persetujuan MW terkait pengurusan perkara Ronald Tannur," lanjut Qohar.
Qohar menjelaskan bahwa LR meyakinkan MW untuk menyiapkan uang untuk mengurus perkara Ronald Tannur agar dibebaskan oleh majelis hakim PN Surabaya.
Awalnya, istri mantan anggota DPR Edward Tannur itu memberikan uang sebesar Rp 1,5 miliar. Setelah majelis hakim PN Surabaya mengetuk vonis bebas bagi Ronald Tannur, MW kembali memberikan Rp 2 miliar, sehingga totalnya Rp 3,5 miliar.
"Terhadap uang Rp 3,5 miliar itu, LR berikan ke majelis hakim yang menangani pekara. MW saat ini dilakukan penahanan selama 20 hari kedepan," tegasnya.
Penulis: Achmad Faizal | Editor: Aloysius Gonsaga AE
https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/05/063658978/jadi-tersangka-suap-ibu-ronald-tannur-ditahan-di-rutan-kelas-i-surabaya