Salin Artikel

Makan Gratis untuk Pelajar, DPRD Batu Minta Anggaran Pemerintah Pusat

DPRD Kota Batu pun meminta agar anggaran untuk program tersebut sepenuhnya berasal dari pemerintah pusat.

Wakil Ketua II DPRD Kota Batu, Ludi Tanarto menjelaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Pemkot Batu mengenai program ini.

Namun, hingga saat ini, belum ada penganggaran khusus, dan Pemkot Batu masih berjaga-jaga dengan alokasi anggaran pendidikan yang ada.

"Ya, nanti masuknya di Dinas Pendidikan, kemudian sistemnya seperti BOSDA. Tetapi kita kan enggak bisa juga menerka-nerka ketentuan pemerintah pusat seperti apa."

"Petunjuk pelaksanaan untuk teknisnya pemerintah daerah itu harus apa, itu belum ada," kata Ludi, Senin (4/11/2024).

Ludi menambahkan, idealnya dukungan anggaran untuk program ini harus sepenuhnya difasilitasi oleh pemerintah pusat.

Alokasi anggaran pendidikan Pemkot Batu dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) APBD tahun 2025 mendatang mencapai 22 persen atau Rp 246 miliar, melebihi ketentuan pemerintah pusat yang sebesar 20 persen.

"Ini sudah melebihi dari ketentuan pemerintah pusat 20 persen, ya harusnya pemerintah pusat ngasih dong ke kita tambahan transfer daerah untuk kegiatan itu," ujar dia.

Ia juga mengingatkan, anggaran pendidikan dalam APBD 2025 meningkat untuk program makan bergizi, hal ini dapat mengganggu program kegiatan Pemkot Batu lainnya.

"Misalnya kebutuhannya sekian miliar, dikasih (pemerintah pusat) 50 persen, berarti 50 persennya lagi harus mengalokasikan anggaran dari pemerintah daerah."

"Kalau seperti ini, program infrastruktur, misal pembangunan paving jalan yang tadinya 100 meter bisa jadi hanya terealisasi 80 meter, jangan sampai lah seperti itu," ungkap dia.

Meski demikian, Ludi setuju dengan adanya program ini, yang dianggap sebagai upaya peningkatan gizi bagi anak-anak.

Ia juga memberikan solusi jika pemerintah pusat tidak mampu menganggarkan seluruh daerah untuk program makan siang gratis bergizi, yaitu dengan konsep swakelola.

Setiap sekolah bisa mengajak partisipasi masyarakat untuk mendukung program tersebut. "Misal ada peternak ayam lagi panen, atau petani panen wortel bisa berpartisipasi," kata dia.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menyatakan, pihaknya terus melakukan uji coba program makan bergizi di sekolah-sekolah.

Evaluasi yang dilakukan saat ini terkait penggunaan wadah makan, yang diharapkan tidak memunculkan persoalan sampah baru.

"Salah satu solusi untuk memecah, kita harus siapkan kotak boksnya. Mereka wajib setelah makan disimpan di sekolah."

"Dibersihkan di sekolah supaya mereka jadi teladan nanti. Setelah itu nanti diambil oleh pihak yang memasak. Jadi diambil terus nanti diisi lagi," kata dia.

Aries menambahkan, jumlah pelajar SD dan SMP di Kota Batu mencapai angka 31 ribu orang.

Jika dihitung, apabila setiap siswa dalam sehari membutuhkan anggaran minimal Rp 7.500, maka dalam sebulan dibutuhkan anggaran sebesar Rp 5,1 miliar, atau dalam setahun mencapai Rp 61 miliar.

"Jadi sayurnya dari Kota Batu, ayamnya, dagingnya, telurnya itu dari Kota Batu semua. Bisa mengangkat ekonomi," ungkap dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/04/160016478/makan-gratis-untuk-pelajar-dprd-batu-minta-anggaran-pemerintah-pusat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com