Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah kecamatan, termasuk Kecamatan Pare dan Kecamatan Purwoasri.
Di kawasan sekitar Gunung Kelud, Kecamatan Ngancar, hujan bahkan diikuti oleh butiran es, yang mengejutkan masyarakat setempat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, saat ini merupakan masa pergeseran dari musim kemarau menuju musim penghujan.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Dhoho Kediri, Lukman Sholeh menjelaskan, cuaca ekstrem ini disebabkan oleh gelombang ekuatorial Rossby dan pola konvergensi angin yang terjadi selama musim hujan.
“Sehingga pertumbuhan awan konvektif menjadi masif,” ungkap Lukman Sholeh, di Kediri, Senin (4/11/2024).
Ia menambahkan, fenomena ini berpotensi menyebabkan hujan lebat, petir, angin kencang, bahkan angin puting beliung serta hujan es.
Dampak dari fenomena hidrometeorologi ini bisa merusak, akibat kemungkinan pohon tumbang dan kekuatan angin yang besar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Djoko Sukrisno, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan selama masa pancaroba ini.
“Langkah-langkah kesiapsiagaan perlu dilakukan,” ujar Djoko Sukrisno.
Ia menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan rumah, membatasi kegiatan di luar rumah, dan menghindari berteduh di bawah pohon besar atau baliho.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjauhi saluran air, memperhatikan kondisi bangunan, memperkuat atap rumah, mempersiapkan jalur evakuasi, serta memantau informasi cuaca secara berkala.
“Untuk emergency response 24 jam, bisa hubungi nomor Pusdalops BPBD di 085259186866,” pungkas Djoko Sukrisno.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/04/111243878/cuaca-ekstrem-melanda-kediri-bmkg-dan-bpbd-buka-suara