Tapi dari 10 perempuan, hanya dua korban yang melaporkan secara resmi ke polisi. Selain itu, Rafael juga menipu anggota polisi lain untuk dimintai seragam.
Saat melakukan penipuan, Rafael mengaku berpangkat briptu dan berdinas di Direktorat Intelkam Polda Jatim.
Salah satu korban Rafael adalah RN (22) asal Wiyung yang dipacari oleh pelaku. Rafel meminjam emas seberat 9 gram kepada RSN dan mengaku akan mengembalikannya dalam seminggu.
Tak hanya itu, Rafael juga meminta uang sebesar Rp 125.000.
"Tersangka meminjam gelang korban dan berjanji akan dikembalikan seminggu. Namun, bukannya dikembalikan malah digelapkan,” ujar Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus.
"Karena merasa tertipu, korban langsung melaporkan kejadian. Saat diamankan pelaku tidak bisa mengembalikan perhiasannya dan terbongkar bahwa pelaku adalah polisi gadungan," tambahnya.
Belakangan terungkap bahwa gelang emas milik RN dijual ke penjual emas kaki lima di kawasan Pasar Blauran Surabaya seharga Rp 3 juta.
Uang hasil penggelapan tersebut digunakan untuk makan dan bayar kos-kosan.
Saat diinterogasi, tersangka mengaku selama beraksi telah menipu sebanyak 10 orang perempuan. Akan tetapi, hanya 2 wanita yang melaporkan perkara penipuan tersebut ke Mapolsek Wiyung.
Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Sumbono juga mengatakan, pelaku juga pernah mengaku sebagai Bintara angkatan 47 kepada seorang polisi.
"Pelaku mengaku senior dan menipu anggota Polri yang dimintai seragam. Tersangka beralasan dia belum sempat membeli dan perlu," kata Slamet di Mapolsek Wiyung, Jumat (1/11/2024).
Berdasarkan hasil catatan pemeriksaan penyidik. tersangka memperoleh seragam Polri dengan menipu anggota Polri asli yang usianya jauh lebih muda, saat ditemuinya di jalanan.
Caranya tersangka mengaku sebagai anggota Polri yang bertugas di Mabes Polri, Jakarta, dan berlagak sedang membutuhkan pinjaman seragam polisi secepatnya untuk menghadap pimpinan di Polda Jatim.
Agar tampak meyakinkan, tersangka berdalih merupakan senior angkatan dari si anggota Polisi yang seragamnya sedang dipinjam.
Kanit Reskrim Polsek Wiyung Polrestabes Surabaya AKP Ristitanto mengatakan pelaku tak berkutik saat bertemu dengan anggota Polri angkata 47 yang sebenarnya.
"Namun tersangka tidak bisa berkutik setelah tidak sengaja bertemu dengan anggota Polri angkatan 47 sebenarnya. Setelah dikonfirmasi ke grup WA seangkatannya tidak ada yang mengenal tersangka," jelasnya.
Mengenai jumlah korban kejahatan tersangka. Ristitanto tak menampik terdapat korban lain dari kejahatan penipuan yang dilakukan tersangka 'polisi gadungan' ini.
ia mengimbau agar masyarakat yang mengaku pernah menjadi korban kejahatan tersangka, dapat segera melapor ke Mapolsek Wiyung Polrestabes Surabaya.
"Kemungkinan ada korban lain. Silahkan kalau ada warga yang menjadi korban penipuan modus ini segera melapor ke Polsek Wiyung. (Kepemilikan jimat) tidak ada," kata dia.
Ristitanto mengimbau agar masyarakat berhati-hati dengan perangai berbagai macam orang yang baru dikenal ataupun yang sudah dikenal sekali pun, apalagi sampai berlagak sebagai aparat penegak hukum.
"Hati-hati bagi masyarakat saat mencari teman. Apakah benar dia anggota aparat atau bukan, kita harus lihat dulu. Jangan cuma tergiur tampang yang tampan, dan seragam Polisi, akhirnya korban melapor," pungkasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andhi Dwi Setiawan | Editor: Aloysius Gonsaga AE), Tribun Jatim
https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/03/121200378/kasus-rafael-pemuda-19-tahun-tipu-10-perempuan-mengaku-intel-polisi-bawa