Salin Artikel

Kasus Rafael Pemuda 19 Tahun Tipu 10 Perempuan, Mengaku Intel Polisi, Bawa Kabur Emas

Tapi dari 10 perempuan, hanya dua korban yang melaporkan secara resmi ke polisi. Selain itu, Rafael juga menipu anggota polisi lain untuk dimintai seragam.

Saat melakukan penipuan, Rafael mengaku berpangkat briptu dan berdinas di Direktorat Intelkam Polda Jatim.

Salah satu korban Rafael adalah RN (22) asal Wiyung yang dipacari oleh pelaku. Rafel meminjam emas seberat 9 gram kepada RSN dan mengaku akan mengembalikannya dalam seminggu.

Tak hanya itu, Rafael juga meminta uang sebesar Rp 125.000.

"Tersangka meminjam gelang korban dan berjanji akan dikembalikan seminggu. Namun, bukannya dikembalikan malah digelapkan,” ujar Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus.

"Karena merasa tertipu, korban langsung melaporkan kejadian. Saat diamankan pelaku tidak bisa mengembalikan perhiasannya dan terbongkar bahwa pelaku adalah polisi gadungan," tambahnya.

Belakangan terungkap bahwa gelang emas milik RN dijual ke penjual emas kaki lima di kawasan Pasar Blauran Surabaya seharga Rp 3 juta.

Uang hasil penggelapan tersebut digunakan untuk makan dan bayar kos-kosan.

Saat diinterogasi, tersangka mengaku selama beraksi telah menipu sebanyak 10 orang perempuan. Akan tetapi, hanya 2 wanita yang melaporkan perkara penipuan tersebut ke Mapolsek Wiyung.

Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Sumbono juga mengatakan, pelaku juga pernah mengaku sebagai Bintara angkatan 47 kepada seorang polisi.

"Pelaku mengaku senior dan menipu anggota Polri yang dimintai seragam. Tersangka beralasan dia belum sempat membeli dan perlu," kata Slamet di Mapolsek Wiyung, Jumat (1/11/2024).

Berdasarkan hasil catatan pemeriksaan penyidik. tersangka memperoleh seragam Polri dengan menipu anggota Polri asli yang usianya jauh lebih muda, saat ditemuinya di jalanan.

Caranya tersangka mengaku sebagai anggota Polri yang bertugas di Mabes Polri, Jakarta, dan berlagak sedang membutuhkan pinjaman seragam polisi secepatnya untuk menghadap pimpinan di Polda Jatim.

Agar tampak meyakinkan, tersangka berdalih merupakan senior angkatan dari si anggota Polisi yang seragamnya sedang dipinjam.

Kanit Reskrim Polsek Wiyung Polrestabes Surabaya AKP Ristitanto mengatakan pelaku tak berkutik saat bertemu dengan anggota Polri angkata 47 yang sebenarnya.

"Namun tersangka tidak bisa berkutik setelah tidak sengaja bertemu dengan anggota Polri angkatan 47 sebenarnya. Setelah dikonfirmasi ke grup WA seangkatannya tidak ada yang mengenal tersangka," jelasnya.

Mengenai jumlah korban kejahatan tersangka. Ristitanto tak menampik terdapat korban lain dari kejahatan penipuan yang dilakukan tersangka 'polisi gadungan' ini.

ia mengimbau agar masyarakat yang mengaku pernah menjadi korban kejahatan tersangka, dapat segera melapor ke Mapolsek Wiyung Polrestabes Surabaya.

"Kemungkinan ada korban lain. Silahkan kalau ada warga yang menjadi korban penipuan modus ini segera melapor ke Polsek Wiyung. (Kepemilikan jimat) tidak ada," kata dia.

Ristitanto mengimbau agar masyarakat berhati-hati dengan perangai berbagai macam orang yang baru dikenal ataupun yang sudah dikenal sekali pun, apalagi sampai berlagak sebagai aparat penegak hukum.

"Hati-hati bagi masyarakat saat mencari teman. Apakah benar dia anggota aparat atau bukan, kita harus lihat dulu. Jangan cuma tergiur tampang yang tampan, dan seragam Polisi, akhirnya korban melapor," pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andhi Dwi Setiawan | Editor: Aloysius Gonsaga AE), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/03/121200378/kasus-rafael-pemuda-19-tahun-tipu-10-perempuan-mengaku-intel-polisi-bawa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com