Salin Artikel

Penelitian Mahasiswa Poltekkes Sebut Sanitasi Rutan Magetan Memenuhi Standar Permenkes

MAGETAN, KOMPAS.com – Tiga mahasiswi dari Prodi D3 Sanitasi Poltekkes Kemenkes Surabaya Kampus Magetan, Jawa Timur, melakukan penelitian terkait sanitasi di Rutan Kelas IIB Kabupaten Magetan.

Hasilnya, sanitasi di rutan itu sudah sesuai dengan standar kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan.

Ketiga mahasiswi yang melakukan penelitian itu adalah Hana Lovia Sania, Eva Faridatul Musdalifa dan Elisia Ayu Lintang Isnaini.

Mereka melakukan penelitian selama hampir satu bulan dengan mengukur tingkat pencahayaan ruangan, suhu, kebisingan dan kelembapan di ruangan sel dan selasar rutan.

Para mahasiswi juga memeriksa air minum dan air bersih yang digunakan di rutan serta  sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat bagi penghuni rutan.

“Kita melakukan pengukuran fisik terkait pencahayaan ruangan, suhu, kebisingan dan kelembapan. Kita juga melakukan pemeriksaan terhadap air minum dan air bersih di rutan serta sosialisasi PHBS,” ujar Hana saat ditemui di Rutan Klas II B Magetan, Jumat (1/11/2024).

Penelitian ini untuk melihat kesesuaian baku mutu dari kondisi bangunan di Rutan Magetan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan.

Sesuai dengan Permenkes itu, pencahayaan standarnya adalah 60 lux, kebisingan 65 desibel, suhu 28 – 29 derajat celsius dan kelembaban 40 hingga 60 persen.

Sementara dari hasil penelitian terhadap air minum dan air bersih di rutan tidak ditemukan adannya bakteri ecoli sebagai standar kesehatan.

“Dari hasil penelitian di Rutan Kelas II B Magetan masih memenuhi standar Kemenkes No 2 Tahun 2023. Dari keseluruhan hasil penghitungan yang kita lakukan semua sudah memenuhi standar sesuai dengan Permenkes No 2 Tahun 2023,” katanya.

Kepala Rutan Kelas IIB Magetan Ari Rahmanto mengatakan, hasil dari penelitian para mahasiswi tersebut akan dijadikan rujukan untuk meningkatkan penerapan kegiatan pola hidup sehat di rutan terkait kebersihan dan perilaku para warga binaan.

Menurutnya, peningkatan penerapan pola hidup sehat harus ditingkatkan mengingat penghuni Rutan Kelas IIB Kabupaten Magetan telah melebihi batas jumlah ideal rutan.

“Jumlah warga binaan per hari ini ada 229 orang dari kapasitas 111 warga binaan. Laporan untuk lebih baiknya seperti apa kita tingkatkan lagi,” katanya.

Ari mengaku memiliki sejumlah pembiasaan untuk meningkatkan kondisi Rutan Magetan agar lebih sehat bagi penghuninya. Seperti budaya lisa, setiap warga binaan wajib mengambil sampah yang ditemukan. Kebiasaan lainnya adalah wajib menjemur peralatan tidur saat hari libur.

Pembiasaan juga diterapkan kepada petugas rutan.

“Untuk kebersihan yang melanggar ya dihukum push-up, berlaku juga untuk petugas. Kita juga punya peralatan tenis meja. Kita juga punya pembiasaan untuk mengkonsumsi buah setiap siang, dua hari sekali ada bubur kacang hijau,” katanya.

Terkat sanitasi, dia mengaku sangat menjaga kualitas air, baik untuk kebutuhan minum ataupun untuk kebutuhan mandi dan lainnya.

"Untuk kebutuhan air, kita menggunakn air PDAM kalau untuk minum kita ambil dari kaki Gunung Lawu dengan peralatan yang memenuhi standar kesehatan," kata Ari.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/01/105711078/penelitian-mahasiswa-poltekkes-sebut-sanitasi-rutan-magetan-memenuhi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com