Hal tersebut diungkapkan oleh pelaksana tugas (Plt) Direktur Medik RS UPT Vertikal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya, dr Adhy Nugroho.
"Jadi stroke di Indoensia nomor 1 penyebab disabilitas tertinggi," kata Adhy usai acara World Stroke Organization di RS UPT Surabaya, Rabu (30/10/2024).
Adhy mengatakan, sekarang penyakit yang menyerang syaraf tersebut tidak hanya dialami para lanjut usia (lansia). Akan tetapi, pemuda berusia 25 ke atas juga terancam terkena stroke.
"Berdasakan pengalaman memang angka (pengidap) stroke itu usia di atas 25 tahun itu semakin tinggi. Setiap 1 dari 4 orang di atas 25 tahun, itu risiko terkena penyakit stroke," ujarnya.
Sedangkan, lanjut dia, stroke bisa disebabkan oleh faktor yang tidak bisa diubah, salah satunya genetik. Akan tetapi, ada juga pemicu lainya seperti gaya hidup yang buruk setiap hari.
"Kalau yang bisa kita ubah itu kan, terkait dengan gaya hidup, rokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas, kurang olahraga. Kalau banyak mana (penyebabnya), saling berkaitan," ujarnya.
Adhy mengungkapkan, proses penyembuhan untuk pasien stroke adalah mengembalikan fungsi tubuh menjadi normal. Kemungkinan tersebut bergantung pada waktu mengalaminya.
"Muka mencong, anggota gerak melemah, ngomong gak jelas, kebas, rabun, sakit kepala hebat. Sebelum 4,5 jam, pasien harus mendapat pertolongan dan dapat terapi trombolisis," ucapnya.
"Targetnya beberapa (pasien) stroke kurang dari 4,5 jam dilakukan terapi trombolisis bisa kembali di atas 90 persen ke fungsi normal, dengan syarat tidak ada penyakit penyerta," tutupnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/30/164623378/plt-rs-upt-vertikal-surabaya-sebut-stroke-penyebab-nomor-1-disabilitas