Salin Artikel

Korban Begal Taksi Online di Surabaya Meninggal Usai Dirawat Hampir Sebulan

Ia mengembuskan napas terakhir setelah mendapat perawatan selama hampir sebulan.

Ketua RT setempat, Muhammad Basir mengatakan, kondisi korban sempat membaik saat dirawat di di RSUD dr Seotomo Surabaya. Namun, dokter menemukan ada pembekakan di dada.

"Mulai awal kejadian, langsung ada perawatan di rumah sakit. Sempat membaik tapi dalam pemeriksaan masih ada pembengkakan atau pembekuan di dada," kata Basir di rumah korban, Senin (28/10/2024).

Kemudian, lanjut Basir, korban kembali menjalani operasi untuk menghilangkan pembengkakan di dadanya. Namun, dia mendapat kabar tetangganya itu meninggal pukul 10.00 WIB.

"Iya (ada pembengkakan di dada), proses tadi kemungkinan tidak berhasil, karena sampai meninggal dunia. Terakhir tadi dikabari pukul 10.00 WIB, bahwa korban sudah almarhum," ujarnya.

Basir mengungkapkan, korban yang juga merupakan wakil RT tersebut mengalami sejumlah luka tusukan. Tiga tusukan ada di bagian leher, serta pelipis dan dahi masing-masing satu.

Lebih lanjut, Basir mengaku tidak mengetahui penyebab pembengkakan yang ada di bagian dada korban. Dirinya menduga, Pujianto mengalami benturan ketika tengah dibegal.

"Proses hukum sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Jadi apapun yang mereka upayakan melalui jalur apapun, tetap harus ada proses hukum yang dijalani," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang wanita berambut lurus panjang ditangkap warga setelah melakukan aksi pembegalan terhadap sopir taksi online yang ditumpanginya, Selasa (1/10/2024).

Peristiwa ini terjadi di Gunung Anyar Tambak, Surabaya, Jawa Timur.

Menurut informasi yang diperoleh Kompas.com, wanita tersebut menusuk sopir taksi online, lalu menurunkannya dari mobil.

Setelah itu, ia mengambil alih kemudi dan melarikan mobil menuju Royal Park Residence Gunung Anyar Tambak.

Korban yang terluka berteriak meminta tolong dan warga yang mendengar segera memberikan bantuan dengan membawanya ke rumah sakit terdekat.

Sementara itu, warga lainnya mengejar mobil yang dibawa kabur pelaku. Akhirnya, mobil tersebut berhasil dihentikan warga bersama satpam perumahan.

Tak lama kemudian, pelaku ditahan di Mapolsek Gunung Anyar.

Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Sumianto Harsya Fahroni, mengungkapkan, pelaku menggunakan tali dan pisau untuk melukai korban.

"Pelaku sudah kami amankan. Masih dalam pemeriksaan," ujar Harsya saat dikonfirmasi, Selasa (1/10) siang.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/28/185330878/korban-begal-taksi-online-di-surabaya-meninggal-usai-dirawat-hampir-sebulan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com