Salin Artikel

Jambret WN Korea Selatan di Bali, 2 Pria Ditembak Polisi

DENPASAR, KOMPAS.com - Seorang turis warga negara asing (WNA) asal Korea Selatan menjadi korban penjambretan di Jalan Kesari, Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Denpasar Selatan Kompol Herson Djuanda mengatakan, aksi penjambretan itu dilakukan oleh pria berinisial IKSDD (22) dan RAS (22).

Pada saat ditangkap, polisi terpaksa menembak kedua pelaku lantaran melakukan perlawanan. Tembakan polisi mengenai kaki kiri dan kanan dari kedua pelaku.

"Saat dilakukan penangkapan dan barang bukti kedua pelaku jambret berusaha melawan dan melarikan diri sehingga diberi tindakan tegas terukur," kata dia kepada wartawan pada Selasa (22/10/2024).

Ia mengatakan, kedua pelaku merupakan spesialis pencurian dengan kekerasan atau jembret dengan menyasar turis asing di wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung.

Dalam catatan polisi, IKSDD masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polsek Kuta Selatan atas kasus serupa.

Sedangkan, RAS tercatat pernah dihukum 8 bulan penjara di Lapas Kerobokan atas kasus serupa.

"Jadi sasaran utamanya warga negara asing intinya di tempat yang sepi mau asing mau domestik mereka lakukan," kata dia.

Sementara itu, Kanit Reskrim Iptu Nur Habib Aulya mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal dari laporan WNA asal Korea Selatan pada Kamis (17/10/2024).

Mulanya, WNA itu sedang berdiri di pinggir jalan di lokasi kejadian sembari mengoperasikan ponselnya merek Samsung Galaxy S22 Plus.

Saat bersamaan, kedua pelaku yang sedang mencari sasaran dengan mengendarai sepeda motor sedang melintas di lokasi.

Dalam seketika, kedua pelaku langsung merampas ponsel dari tangan WNA tersebut.

Mendapat laporan itu, Habib bersama anggotanya langsung menyelidiki kasus itu dengan memeriksa saksi dan menganalisis rekaman CCTV di lokasi kejadian.

Hingga akhirnya, kedua pelaku dan barang bukti berhasil diamankan di sebuah hotel di wilayah Sanur, Denpasar.

Adapun, barang bukti yang disita dari pelaku yakni satu buah ponsel merek Samsung Galaxy S22 Plus, satu unit sepeda motor merek Yamaha NMAX, enam buah pelat dengan nomor polisi palsu, dan uang tunai Rp 5 juta.

"Ini setiap mereka melakukan jambret berganti-ganti pelat termasuk jaket yang mereka gunakan gonta-ganti helm juga gonta-ganti," kata dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/22/141631778/jambret-wn-korea-selatan-di-bali-2-pria-ditembak-polisi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com