Salin Artikel

Debat Perdana Pilkada Bojonegoro Berakhir dengan Keributan

Pada debat publik kali ini, KPU menerapkan format debat antara para Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bojonegoro dengan tema tata kelola lahan dan sumberdaya yang berkeadilan.

Namun, keributan terjadi saat Cawabup nomor urut 1, Farida Hidayati diberikan waktu untuk menyampaikan paparan visi misinya memimpin Kabupaten Bojonegoro ke depan.

Pada kesempatan tersebut, Farida Hidayati mengajak Calon Bupati (Cabup) Teguh Haryono, pasangannya di Pilkada Bojonegoro 2024 untuk bersama naik ke panggung.

Farida menyebutkan, sesuai keputusan KPU nomor 1363 dan SK KPU Bojonegoro nomor 1529 yang menjelaskan pelaksanaan debat dilakukan oleh pasangan calon.

"Untuk itu saya wakil bupati adalah satu kesatuan dengan pasangan calon bupati, maka saya memanggil pasangan saya, beliau adalah garda terdepan," kata Farida Hidayati.

Keributan pun terjadi saat calon bupati nomor urut 1, Teguh Haryono naik ke atas panggung mendampingi calon wakil bupati Farida Hidayati.

Sejumlah pendukung Paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Setyo Wahono dan Nurul Azizah, tidak terima dan dianggap tidak adil. Pasalnya, debat kali ini agendanya Cawabup nomor urut 1 dengan Cawabup nomor urut 2.

Pada kesempatan tersebut, Ketua KPU Kabupaten Bojonegoro, Robby Adi Perwira meminta pasangan calon untuk mematuhi peraturan debat kali ini yang hanya diikuti calon wakil bupati.

Dengan skorsing tersebut diharapkan kedua kubu Paslon melakukan mediasi dan mengambil keputusan dan tidak ada keributan.

Tetapi, waktu skorsing yang diberikan tidak kunjung membuahkan hasil, pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 tetap bersikukuh dengan pendiriannya.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Robby mengatakan, pasca-debat pertama yang berakhir keributan tersebut pihaknya kini sedang melakukan komunikasi dengan masing-masing paslon untuk memperoleh kesepakatan bersama.

Sehingga dalam pelaksanaan debat publik selanjutnya bisa berjalan lancar dan masing-masing dapat menyampaikan visi misi nya kepada publik.

"Kami akan melakukan koordinasi ulang dengan paslon untuk memperoleh kesepakatan format debat dan hasilnya nanti akan di konsultasikan dengan KPU Provinsi," kata Robby Adi Perwira dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (20/10/2024).

Menurutnya, sebelum pelaksanaan debat publik berlangsung kedua paslon sempat dilakukan mediasi untuk memperoleh kesepakatan bersama.

Namun, upaya mediasi tersebut menemukan kebuntuan dan pihak KPU Bojonegoro memutuskan tetap melaksanakan debat publik sesuai rumusan dan teknis dari tim perumus KPU Bojonegoro.

"Kedua paslon sudah dipertemukan sebelumnya untuk mediasi kesepakatan terkait format debat publik, tapi hasilnya buntu," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/20/130531678/debat-perdana-pilkada-bojonegoro-berakhir-dengan-keributan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com