Salin Artikel

Nonton Debat Pilkada Jatim "Rasa" Nobar Sepakbola

Suasana di luar gedung Graha Unesa diwarnai dengan suasana yang tak kalah seru dari nonton bareng (nobar) pertandingan sepakbola.

Ratusan pendukung dari masing-masing paslon terlihat menyaksikan langsung debat melalui layar LED yang disediakan KPU Jatim.

Pantauan Kompas.com, terdapat tiga layar LED untuk memfasilitasi masing-masing pendukung paslon yang tidak masuk ke dalam ruang debat.

Layar LED itu dipasang berjejer sesuai dengan nomor urut paslon.

Di posisi layar LED pertama, yang ditempati pendukung paslon nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, hanya segelintir pendukung yang hadir menyaksikan nobar debat perdana Pilkada Jatim di halaman Graha Unesa.

Kemudian, di posisi layar LED kedua, ratusan pendukung paslon nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak terlihat "tumplek blek" dan jumlahnya paling banyak dari pendukung paslon lainnya.

Para pendukung Khofifah-Emil ini mengenakan atribut kostum partai. Ada yang berwarna hijau, putih, oranye, dan biru.

Para pendukung juga membawa alat peraga kampanye, seperti poster, bendera, banner dan spanduk, mirip dengan suasana saat mendukung tim sepakbola favorit.

"Ini seperti nonton bola, seru banget! Kita bisa lihat langsung bagaimana calon pemimpin kita berdebat dan menyampaikan visi-misinya."

Begitu ujar Fuad Sarwadianto, salah satu pendukung paslon nomor urut 2 yang hadir di halaman Graha Unesa.

Untuk acara debat perdana ini, kata Fuad, para pendukung paslon nomor 2 sangat antusias. Terlebih lagi, suasananya sejuk, karena berlangsung di area terbuka.

Sedangkan di posisi layar LED ketiga, pendukung paslon nomor urut 3 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) terlihat kompak mengenakan kostum merah putih.

Pendukung Risma-Gus Hans yang hadir menyaksikan debat di halaman Graha Unesa didominasi ibu-ibu dan anak-anak.

Untuk menambah keseruan, pendukung paslon nomor urut 3 juga membawa alat musik tradisional dan penari guna membuat suasana semakin meriah.

"Kami sebagai suporter, relawan, tetap semangat untuk memenangkan Bu Risma dan Gus Hans. Untuk debat ini memang kurang panas," ujar Eko Mardiono, pendukung paslon nomor urut 3 itu.

Selama debat berlangsung, sorak sorai dan tepuk tangan kerap terdengar, terutama saat para calon memberikan jawaban yang dianggap memukau atau mengkritik lawan dengan tajam.

Beberapa kali, suasana menjadi tegang ketika para calon saling beradu argumen dengan sengit. Namun, beberapa saat kemudian, suasana berangsur reda, dan para pendukung bertepuk tangan.

Beberapa mahasiswa yang kebetulan ikut menyaksikan acara debat mengaku senang bisa menonton langsung di halaman Graha Unesa.

"Debat kali ini benar-benar panas, tapi justru itu yang bikin seru. Kita jadi tahu mana calon yang benar-benar siap memimpin," kata Heru, mahasiswa yang ikut nobar debat.

Acara nobar debat ini juga menjadi ajang silaturahmi dan diskusi. Sambil menonton, para pendukung terlihat saling bertukar pendapat dan berdiskusi tentang program-program yang ditawarkan oleh para calon.

Tak jarang, perdebatan kecil juga terjadi di antara penonton, menambah semarak suasana.

Tema yang diangkat dalam debat perdana yang difasilitasi KPU Jatim itu adalah "Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur". 

https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/18/210823778/nonton-debat-pilkada-jatim-rasa-nobar-sepakbola

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com