Namun, itu tidak berlaku bagi para pendukung pasangan calon (paslon). Masalah anggaran jadi pertimbangan.
Komisioner KPU Jatim Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Sosialisasi Masyarakat, Nur Salam, mengonfirmasi bahwa setiap paslon Pilkada Jatim 2024 diwajibkan mengenakan pakaian adat atau kostum budaya saat mengikuti debat.
"Iya, pertimbangan kami memang mengenakan kostum budaya karena tema pertama itu termasuk di dalamnya ada unsur kebudayaan," kata Nur Salam di Surabaya, Kamis (17/10/2024).
Sebenarnya, KPU Jatim mengusulkan pendukung paslon juga mengenakan kostum budaya untuk menambah daya tarik acara.
Namun, usulan ini ditolak oleh masing-masing paslon karena dianggap akan menambah beban anggaran.
"Sayangnya, masing-masing paslon keberatan karena tentu mungkin itu dianggap berkonsekuensi pada anggaran," tambahnya.
Sebagai solusi, KPU Jatim memutuskan tidak mewajibkan tim pendukung mengenakan kostum budaya.
"Akhirnya kami maklumi, tidak apa-apa tim pendukung paslon tidak mengenakan kostum budaya. Tetapi, masing-masing paslon wajib mengenakan pakaian adat," ujar Nur Salam.
Dengan demikian, hanya paslon yang diwajibkan mengenakan pakaian adat atau kostum budaya, sedangkan pendukungnya tidak diwajibkan karena alasan tersebut.
"Jadi hanya paslon saja yang menggunakan pakaian adat atau kostum budaya. Sedangkan untuk pendukungnya, karena alasan tadi (keberatan), maka tidak kami wajibkan," tutur Nur Salam.
Untuk diketahui, tema yang diangkat dalam debat perdana yang difasilitasi KPU Jatim itu adalah "Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur".
Debat perdana ini akan digelar di Graha Unesa pada pukul 19.30 WIB, Jumat (18/10/2024), dan akan disiarkan langsung oleh Kompas TV dan TVRI.
Terdapat tujuh panelis yang terlibat dalam debat perdana Pilkada Jatim 2024.
Para panelis ini semuanya berasal dari kalangan akademisi yang memiliki kompetensi secara keilmuan dan memiliki indepensi.
Para panelis yang akan berpartisipasi adalah Prof Achmad Muhibin Zuhri, Ahli Pendidikan Agama dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Prof Muhammad Syarif, serta Ahli Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.
Kemudian, Adhitya Wardhono, Ahli Ekonomi Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember dan Sasongko Budisusetyo, serta Ahli Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.
Selanjutnya, Ahmad Imron Rozuli, Ahli Sosiologi Ekonomi dan Kelembagaan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya dan Hidayatullah, serta Ahli Kesehatan dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ma'arif Hasyim Latif Sidoarjo.
Terakhir, Rina Wahyu Setyaningrum, Ahli Pendidikan Bahasa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
"Para panelis juga telah menandatangani pakta integritas," kata Nur Salam.
Pilkada Jatim 2024 diikuti tiga pasangan calon, yakni paslon nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, paslon nomor 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, paslon nomor 3 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans.
Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Poltracking Indonesia pada 4-10 Oktober 2024, pasangan Khofifah-Emil masih unggul jauh dari dua pasangan lainnya.
Elektabilitas paslon nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, berada di angka 2,8 persen.
Sementara itu, paslon nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, mencapai 67,5 persen.
Sedangkan paslon nomor urut 3, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans memperoleh elektabilitas 24,6 persen.
Sebanyak 5,1 persen responden belum menentukan pilihan.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/18/062400578/debat-perdana-pilkada-jatim-2024-paslon-wajib-kenakan-pakaian-adat