Salin Artikel

Swafoto di Tebing, Warga Medan Hilang Tersapu Ombak di Pantai Kedung Tumpang Tulungagung

Hingga Senin (14/10/2024), keberadan RJ masih belum diketahui.

RJ adalah warga Kota Medan yang mengikuti program di Kampung Inggris, Kecamatan Pare, Kediri. Di hari kejadian, ia dan 15 orang rekannya berwisata ke pantai Kedung Tumpang.

"Karena hari Minggu dan tidak ada mata pelajaran di Kampung Inggris Pare Kediri, kemungkinan mereka berwisata," terang Kapolsek Pucanglaban Iptu Bambang Kurniawan di kawasan Pantai Kedung Tumpang Tulungagung, Minggu (13/10/2024).

Saat tiba di Kedung Tumpang, sebagian dari mereka turun menuju bebatuan sisi tebing yang memiliki kolam alami dengan pemandangan laut selatan yang identik dengan ombak besar.

Saat ombak landai atau air laut sedang surut, tebing dengan lubuk ini sering digunakan untuk berfoto, bahkan untuk berebang.

Namun saat air laut pasang dan ombak besar, tebing ini sejajar dengan permukaan air laut.

Korban ternyat ikut turun bersama dengan rekan-rekannya dan mereka pun berswafoto di bebatuan tersebut. Sesaat setelah berswafoto, tiba-tiba muncul ombak besar yang menghantam tebing serta menyapu korban yang berdiri di pinggir tebing serta rekannya.

Korban sempat berusaha keluar dari cekungan tebing, namun ia terus diterjang ombak besar. Tubuh korban lalu terseret ombak keluar dari area lubuk ke arah laut lepas.

"Seketika korban terseret ombak ke tengah laut dan terombang ambing. Rekannya selamat," terang Bambang.

Melihat kejadian tersebut, rekan korban lainnya serta pengunjung tak ada yang berani memberikan pertolongan kondisi gelombang laut yang sangat besar serta berbahaya.

Setelah menerima laporan, tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian melalui jalur darat Dengan cara, menyisir sekitar lokasi dari atas tebing.

"Sementara pencarian dilakukan melalui jalur darat, yakni menyisir, sisi pantai serta sekitar tebing" kata Bambang.

Rencana berikutnya, apabila kondisi gelombang laut di sekitar titik lokasi dirasa aman, tim SAR akan melakukan pencarian melalui jalur laut.

"Apabila pencarian nantinya dilakukan melalui permukaan laut, maka perahu diturunkan melalui Pantai Sine. Kalau di sini (Kedung Tumpang) tidak bisa," terang Bambang.

Sementara itu Kepala Basarnas Pos SAR Trenggalek, Nanang Pujo, mengatakan ada 3 regu yang diturunkan.

Satu regu menggunakan perahu karet menyisir di laut, dua regu melakukan penyisiran lewat darat. Regu yang menyisir di laut diturunkan dari Pantai Sine di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir.

“Karena medan di Pantai Kedung Tumpang tidak memungkinkan, jadi perahu karet diturunkan dari Pantai Sine,” jelas Nanang.

Dari Pantai Sine, perahu karet menuju ke Pantai Kedung Tumpang tempat kecelakaan terjadi.

Namun tim SAR tidak bisa mendekat ke arah Pantai Kedung Tumpang karena konturnya berupa bebatuan karang.

Selain itu ombak besar juga membuat tim SAR harus jaga jarak dari Kedung Tumpang.

“Faktor penyulitnya memang ombak besar. Sementara cuaca cerah tidak ada kendala,” sambung Nanang.

Namun tim SAR tidak bisa mendekat ke arah Pantai Kedung Tumpang karena konturnya berupa bebatuan karang.

Selain itu ombak besar juga membuat tim SAR harus jaga jarak dari Kedung Tumpang.

“Faktor penyulitnya memang ombak besar. Sementara cuaca cerah tidak ada kendala,” sambung Nanang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Widodo | Editor: Anggara Wikan Prasetya), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/15/130500078/swafoto-di-tebing-warga-medan-hilang-tersapu-ombak-di-pantai-kedung-tumpang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com