Dia mengatakan bahwa hal tersebut bagian dari dinamika Pilkada Jember.
“Kita biasa saja, regulasinya sudah ada terkait kampanye, silakan Bawaslu dan KPU untuk menindaklanjuti,” setelah mengadakan dialog bersama Generasi Z pada Minggu (6/10/2024).
Hendy menganggap aksi pembubaran tersebut sebagai bagian dari euforia demokrasi.
Ketika kegiatan senam dibubarkan oleh Kepala Desa Semboro, Hendy mengaku tidak melakukan kampanye dan memilih untuk pulang ke rumah.
“Saya pulang ke rumah, untuk apa? Supaya kondusif,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa pihaknya memiliki banyak pendukung, sehingga memilih untuk menghindari konflik di antara para pendukung.
“Jangan sampai pemimpin massanya ini berbuat macam-macam, saya tidak mau. Mending saya pulang, saya tidur, saya buat konsep yang bagus lagi,” ungkap Hendy.
Lebih lanjut, Hendy mengingatkan para pendukung Paslon Hendy-Firjaun untuk turut menjaga kondusivitas.
“Buat apa saya ikut demokrasi Pilkada, kalau Jember jadi berantakan? Saya mau jadi dengan kebenaran dan kebaikan. Silahkan ada berakrobat liar, saya akan melakukan pendekatan budaya, dari hati ke hati,” tambahnya.
Kepala Desa Semboro, Antoni, menjelaskan bahwa senam tersebut tidak memiliki izin.
“Mereka tidak ada izin, tiba-tiba mengadakan acara besar, dan itu bukan hanya orang Semboro, tapi banyak dari luar desa,” kata Antoni.
Dia juga menegaskan bahwa surat yang dikirim oleh panitia senam bukanlah surat izin, melainkan surat pemberitahuan.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/07/114330178/acara-senam-relawannya-dibubarkan-kades-cabup-jember-kita-biasa-saja