Salah satu pedagang, Suratmi, mengaku pasar sepi sejak kebakaran pada 2016, membuat banyak pedagang enggan berjualan kembali.
"Pasarnya sepi, kondisinya pasca kebakaran juga kurang nyaman untuk berbelanja. Semoga ada perhatian dari Bu Khofifah," ujar Suratmi saat ditemui di Pasar Sayur Magetan, Minggu (6/10/2024).
Khofifah mengakui kondisi Pasar Sayur Magetan memang sudah saatnya direnovasi besar-besaran.
Ia menyebutkan biaya yang diperlukan mencapai lebih dari Rp 100 miliar, dan hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah pusat.
"Pertama, infrastrukturnya harus segera direnovasi dan sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Angkanya di atas Rp 100 miliar, karena renovasinya menyeluruh. Kalau sudah di atas Rp 100 miliar, dukungan dari provinsi terlalu besar. Biasanya provinsi membantu antara Rp 10 hingga Rp 20 miliar. Ini biasanya Kementerian PUPR yang menangani, tapi harus antre," jelas Khofifah.
Khofifah menambahkan Pasar Sayur Magetan memiliki potensi besar, terutama dengan sayuran yang diproduksi oleh petani lokal.
Menurutnya, sayuran yang dijual di pasar tersebut akan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi jika bisa terhubung dengan pasar-pasar lain di daerah sekitar.
"Wortel di sini harganya cukup bagus, sekitar lima sampai enam ribu. Kalau bisa masuk pasar di Sidoarjo, harganya pasti meningkat," ucapnya.
Ia juga menegaskan, Pasar Sayur Magetan merupakan penggerak ekonomi masyarakat setempat.
Oleh karena itu, Khofifah berjanji akan mendorong pemerintah pusat untuk menjadikan renovasi Pasar Sayur Magetan sebagai prioritas.
"Pasar ini akan menjadi sentra penggerak ekonomi masyarakat Magetan. Nanti kita akan bersama-sama mendorong agar renovasi pasar induk di sini menjadi prioritas," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/06/155551678/pedagang-keluhkan-pasar-sayur-magetan-sepi-khofifah-janjikan-renovasi-besar