Ada 5.655 Anak di Kota Malang Tidak Sekolah, Pj Wali Kota Targetkan Nol Persen pada Akhir 2024

Jumlah itu terdiri dari 1.875 anak drop out, 1.271 anak tidak melanjutkan sekolah dan 2.595 anak tidak pernah sekolah.

Dia menargetkan angka nol persen anak tidak sekolah di Kota Malang hingga akhir tahun 2024 ini.

Sebab, hal tersebut menjadi salah satu prioritas yang ingin dicapainya selama menjadi Pj Wali Kota Malang.

"Tidak boleh lagi ada anak tidak sekolah di Kota Malang, ini yang perlu saya tekankan."

"Jangka pendeknya jumlah ini harus turun sampai akhir 2024, nanti jangka panjangnya harus bisa sampai zero (nol persen)," kata Iwan, Rabu (2/10/2024).

Lebih lanjut, Iwan mengatakan Pemkot Malang terus berupaya menyediakan layanan pendidikan sebaik mungkin.

Menurutnya, ada beberapa program yang sudah berjalan diharapkan memberikan dampak simultan bagi iklim pendidikan di Kota Malang.

"Intervensi terus kita lakukan, starting point-nya mandatory spending, ini rumahnya. Harapannya dampaknya simultan, termasuk untuk penanganan anak tidak sekolah," katanya.

Pihaknya juga mengupayakan perbaikan gedung sekolah agar sarana yang ada representatif. Hal ini menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan derajat pendidikan di Kota Malang.

Iwan juga berharap keterlibatan berbagai pihak mendukung kebijakan Pemkot Malang mengentaskan anak tidak sekolah di Kota Malang.

Menurutnya, sudah semestinya pemerintah hadir karena tidak ada satu orang tua pun yang ingin anaknya tidak sekolah atau putus sekolah.

Pemkot Malang juga telah melakukan sosialisasi penanganan anak tidak sekolah (PATS) dan penandatanganan komitmen lintas sektor, Rabu (2/10/2024).

"Dengan adanya satgas ini, saya harap komitmen untuk bersama-sama mengawal program yang positif ini, ada 18 lintas sektor yang hadir, saya yakin dan optimistis jumlah ini terus turun dan sesuai dengan target yang kita inginkan bersama sampai nol persen," katanya.

Diharapkan kegiatan tersebut dapat mengidentifikasi sebab dan alasan anak tidak sekolah.

"Saya yakin tidak ada orang tua yang ingin anaknya tidak sekolah, karena itu perlu kita dorong dan intervensi terus menerus," katanya.