Kepala Kepolisian Sektor Pare, Inspektur Satu (Iptu) Siswo Edi, menyebutkan bahwa jumlah korban mencapai ratusan dan proses evakuasi masih berlangsung.
“Jumlah korban belum terdata secara pasti, tetapi diperkirakan ratusan. Saat ini saya masih berada di rumah sakit,” ungkap Iptu Siswo Edi saat dihubungi Kompas.com.
Para korban dievakuasi menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk ambulans dan kendaraan lain, untuk dibawa ke rumah sakit.
Iptu Siswo Edi menambahkan bahwa para korban telah dilarikan ke dua rumah sakit, yaitu RS HVA Tulungrejo dan RS Kabupaten Kediri (RSKK).
“Evakuasi masih terus berlangsung. Korbannya beragam usia, tetapi yang paling banyak adalah anak-anak,” lanjutnya.
Jemaah awalnya mengeluhkan gejala seperti mual, pusing, dan bahkan kehilangan kesadaran.
“Diduga dari makanan camilan. Namun, jenis camilan yang menyebabkan keracunan masih dalam penyelidikan,” jelas Kapolsek.
Salah satu korban, Zahra Oktaviana (13), saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit setelah kondisi fisiknya menurun usai mengonsumsi camilan tersebut.
“Kondisinya sadar, tetapi masih cukup lemas,” kata Basir, ayah Zahra.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, dan pihak berwenang terus melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/02/010057378/jemaah-keracunan-snack-pengajian-di-kediri-mendadak-dihentikan