Salin Artikel

Dua Paslon Bertarung di Pilkada Jombang, Berikut Profilnya

Kedua pasangan ini telah resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang pada Minggu (22/9/2024).

Mereka juga telah mengikuti proses pengundian nomor urut pada Senin (23/9/2024).

Dalam pengundian nomor urut yang berlangsung di Kantor KPU Kabupaten Jombang, pasangan Mundjidah - Sumrambah mendapatkan nomor urut 1. Sedangkan pasangan Warsubi - Salmanudin memperoleh nomor urut 2.

Profil Mundjidah - Sumrambah

Mundjidah Wahab dan Sumrambah merupakan pasangan petahana Pilkada Kabupaten Jombang. Keduanya menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jombang pada periode 2018 - 2023.

Mundjidah, yang lahir di Jombang pada 22 Mei 1948, adalah putri dari KH. Abdul Wahab Chasbullah, seorang ulama besar yang berperan penting dalam pendirian Nahdlatul Ulama.

Sejak muda, Mundjidah telah aktif di dunia politik dan organisasi masyarakat. Ia memulai karirnya sebagai aktivis perempuan di lingkungan Nahdlatul Ulama melalui Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). 

Dia lalu menjabat sebagai Ketua IPPNU Kabupaten Jombang pada tahun 1964 hingga 1968. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Fatayat NU Jombang pada periode 1978 hingga 1983.

Mundjidah dikenal luas sebagai sosok penggerak di Muslimat NU. Dia pernah menjabat sebagai Sekretaris PC Muslimat NU Jombang pada 1973 hingga 1978 dan Ketua PC Muslimat NU Jombang pada beberapa periode.

Di bidang politik, ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Jombang dan DPRD Provinsi Jawa Timur.

Sementara itu, Sumrambah, yang lahir di Jombang pada 25 Oktober 1975, adalah Wakil Bupati Jombang periode 2018 - 2023.

Ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang perikanan dan pertanian serta dikenal sebagai aktivis di sektor pertanian.

Pada Pilkada Jombang 2024, pasangan Mundjidah - Sumrambah diusung oleh PDI-P, Partai Demokrat, dan PPP.

Profil Pasangan Warsubi - M. Salmanudin

Pasangan Warsubi - M. Salmanudin Yazid merupakan kontestan lain yang diusung oleh PKB, Gerindra, PKS, Golkar, PAN, dan Nasdem. Warsubi, calon bupati nomor urut 2, lahir di Jombang pada 19 Juli 1968.

Ia memulai karier politiknya sebagai Kepala Desa Mojokrapak selama tiga periode dan juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Jombang.

Warsubi memiliki latar belakang pengusaha dan telah berhasil membangun beberapa usaha, termasuk sebagai komisaris di beberapa perusahaan.

M. Salmanudin, calon wakil bupati yang berpasangan dengan Warsubi, lahir di Jombang pada 9 Oktober 1967.

Ia merupakan pengasuh pondok pesantren dan pernah menjabat sebagai Ketua PC Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Jombang serta Ketua PCNU Jombang.

Dengan dua pasangan yang telah ditetapkan, Pilkada Jombang 2024 siap menjadi ajang perebutan suara yang menarik bagi masyarakat setempat.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/23/205027078/dua-paslon-bertarung-di-pilkada-jombang-berikut-profilnya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com