Salin Artikel

Profil Fandi Akhmad Yani-Asluchul Alif, Paslon Tunggal Pilkada Gresik 2024

GRESIK, KOMPAS.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Gresik 2024 hanya diikuti pasangan calon tunggal, yakni pasangan Fandi Akhmad Yani-Asluchul Alif (Ya-Alif). Pasangan petahana ini dipastikan akan melawan kotak kosong.

Fandi Akhmad Yani adalah bupati Gresik periode sebelumnya yang menjabat sejak 26 Februari 2021 berpasangan dengan Aminatun Habibah sebagai wakil bupati Gresik. Gus Yani-panggilan Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah dilantik usai mengalahkan paslon lain, Muhammad Qosim dan Asluchul Alif, pada Pilkada Gresik 2020.

Gus Yani lahir di Gresik, 28 Juni 1985. Sebelum menjabat sebagai bupati Gresik menggantikan Sambari Halim Radianto, dia menjadi ketua DPRD Gresik pada rentang 23 September 2019 hingga 3 September 2020.

Menikah dengan Nurul Haromaini, anak dari pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri ini dikaruniai dua orang anak.

Gus Yani menempuh pendidikan sekolah dasar di SD NU Trate Gresik (1991-1997), kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Gresik (1997-2000), SMA Semen Gresik (2000-2003), terakhir S-1 di Universitas Airlangga Surabaya (2004-2009).

Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik Nurul Puspita Wardani mengatakan, untuk maju dalam rangka mengikuti Pilkada Gresik 2024, Gus Yani sudah mengajukan cuti sebagai bupati Gresik.

Sementara Asluchul Alif bukan sosok asing di dunia politik Gresik. Pada Pilkada Gresik sebelumnya, Alif maju berpasangan dengan Mohammad Qosim. Saat itu, ia kalah dari Gus Yani-Aminatun Habibah.

Alif merupakan ketua DPC Partai Gerindra Gresik dan juga Direktur Rumah Sakit Fathma Medika.

Alif lahir di Gresik pada 29 Juni 1980. Menempuh pendidikan setara SD di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Falah Sembayat, SMP Negeri 1 Bungah, SMA Negeri 1 Gresik, S-1 di Universitas Hangtuah Surabaya jurusan kedokteran dan S-2 di Universitas Airlangga.

Ayah tiga anak ini memulai karir politik sejak 2017 dengan bergabung bersama Partai Gerindra. Ia kemudian dipercaya sebagai ketua DPC Partai Gerindra. Dia terpilih menjadi anggota DPRD Gresik periode 2019-2024.

Dokter Alif sebenarnya kembali terpilih menjadi anggota DPRD Gresik pada Pemilu 2024. Namun, ia mengundurkan diri lantaran memilih menjadi calon wakil bupati Gresik mendampingi Gus Yani.

Dalam Pilkada Gresik 2024, Paslon Ya-Alif diusung oleh semua parpol yang memiliki kursi di DPRD Gresik. Mulai dari Partai Gerindra, PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, Demokrat dan juga Nasdem.

Pasangan ini juga diusung partai non-parlemen, yakni PBB, PSI, PKS, Perindo, Partai Buruh, Gelora, Garuda, Hanura, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

"Satu tujuan, visi-misinya, membangun membenahi Gresik semakin baik. Kami berdua mempunyai semangat sama, visi-misi sama, disatukan hari ini untuk membangun Gresik lebih baik," kata Gus Yani, usai pendaftaran di kantor KPU Gresik, Selasa (27/8/2024).

https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/23/074523078/profil-fandi-akhmad-yani-asluchul-alif-paslon-tunggal-pilkada-gresik-2024

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com