Koordinator aksi, Harijono mengatakan, pihaknya menyesalkan karena hanya ada satu pasangan calon, yakni Eri Cahyadi-Armuji, yang mendaftar untuk berkontestasi dalam Pilkada Surabaya.
Oleh karena itu, massa mengajak masyarakat memilih kotak kosong pada hari pencoblosan. Hal tersebut untuk mengkritik para pimpinan partai yang tak mengeluarkan kandidatnya.
“Kami memilih kotak kosong sebagai bentuk penolakan calon tunggal yang diusung oleh partai politik yang tidak peka terhadap aspirasi rakyat,” kata Harijono, di depan DPRD Surabaya, Selasa (17/9/2024).
Harijono mengungkapkan, pihaknya ingin menyampaikan pesan ke seluruh partai politik yang lolos pemilihan umum (pemilu). Sebab, masyarakat menginginkan adanya perubahan di Surabaya.
“Dengan mencoblos kotak kosong, kami berharap menjadi titik balik bagi demokrasi di Surabaya. Ada sebuah pesan bahwa kekuasaan sejati berada di tangan rakyat," ujarnya.
"Bukan di tangan segelintir elite politik dan oligarki kekuasaan yang mengonsolidasikan diri hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri,” tambahnya.
Sementara itu koordinator Aliansi Relawan Surabaya Maju, Rudy Gaul mengatakan, sangat prihatin dengan kepemimpinan pasangan Eri Cahyadi-Armuji pada periode sebelumnya.
“Kami sepakat kotak kosong harus kita menangkan apapun yang terjadi dan tidak boleh ada wakil boneka,” kata Rudy.
Rudy mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan sekitar 5.200 relawan. Mereka bakal dijadikan saksi dan juru kampanye untuk sosialisasi terkait kotak kosong ke warga.
“Yang penting kotak kosong menang dan wali kota yang akan ditunjuk sama Kemendagri muncul, dan wali kotanya yang dipilih sekarang tidak boleh pemilihan lagi. Warga Surabaya tidak menginginkan Eri Cahyadi dan Armuji,” ujarnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/18/061805278/puluhan-warga-deklarasi-pilih-kotak-kosong-dalam-pilkada-surabaya-2024