Salin Artikel

Bentuk Sindiran, 5 Badut Unjuk Rasa di Muka Kejari Jombang

Dalam aksinya, para aktivis menghadirkan lima badut. Kelima badut itu mengenakan busana yang berbeda, dengan masing-masing memampang tulisan identitas di bagian dadanya.

Masing-masing badut memperkenalkan diri melalui tulisan di dada sebagai badut markus, badut debt collector, badut koruptor, badut sertifikasi, serta badut pungli.

Selama aksi berlangsung, para badut berjoget dan bernyanyi, sedangkan aktivis lainnya melakukan orasi dan membagikan pernyataan sikap tertulis.

Koordinator aksi, sekaligus Ketua FRMJ Kabupaten Jombang, Joko Fatah Rochim mengatakan, pihaknya sengaja menghadirkan badut sebagai bentuk kritik dan sindiran terhadap oknum aparat Kejari Jombang.

“Ini sebagai bentuk sindiran kami kepada oknum kejaksaan yang berwatak seperti badut,” ujar dia, saat ditemui usai memimpin aksi.

Dijelaskan Fatah, aksi ini dilatarbelakangi keadaan yang tidak jelas terkait penanganan beberapa kasus dugaan korupsi, yang laporannya telah masuk ke Kejari Jombang.

Dia menyebutkan, beberapa tahun terakhir pihaknya melaporkan beberapa kasus dugaan korupsi.

Namun, dari sekian kasus yang dilaporkan, ada beberapa kasus yang penanganannya dihentikan begitu saja.

Di antara kasus tersebut, ungkap Fatah, yakni kasus dugaan tindak pidana korupsi penyimpangan proyek pembuatan rumah burung hantu pada 2020.

Proyek pada Dinas Pertanian Kabupaten Jombang tersebut menelan anggaran sebesar Rp 734 juta, bersumber dari APBD-P atau PAK pada tahun 2020.

Berikutnya, sebut Fatah, laporan atas kasus dugaan penyelewengan pembangunan sumur dalam di Desa Sidomulyo, Kecamatan Megaluh tahun 2023.

Kasus lainnya, yakni kasus dugaan korupsi penyimpangan bantuan Kemendes PDTT tahun 2021 sebesar Rp 500 juta, dan dana penyertaan modal Rp 50 juta untuk setiap Bumdesma.

Lalu, laporan atas kasus dugaan penyimpangan proses hibah lahan sentra IKM slag aluminium di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.

Fatah berharap, Kejari Jombang segera menindaklanjuti dan menuntaskan beberapa laporan dugaan penyimpangan dan korupsi yang telah dilayangkan oleh FRMJ tersebut.

“Dari tahun ke tahun, banyak laporan kasus dugaan korupsi yang penanganannya terhenti alias macet."

"Kami berharap, Kepala Kejari Jombang yang baru bisa segera menuntaskan kasus-kasus yang kami laporkan,” ujar Fatah.

Sementara itu, aksi belasan aktivis FRMJ di Kantor Kejari Jombang, dikawal ketat oleh puluhan aparat kepolisian.

Setelah puas melakukan orasi di depan pintu gerbang Kejari Jombang, massa memilih membubarkan diri dan menolak saat diminta masuk untuk bertemu dan berdiskusi dengan pejabat dari Kejari Jombang.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/17/150505178/bentuk-sindiran-5-badut-unjuk-rasa-di-muka-kejari-jombang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com