Hal itu diungkapkan Ma'ruf saat menghadiri International Conference on Applied Sciences, Education and Technology (iConASET) 2024 di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
"Ke depan, NU yang ingin berkiprah bukan saja nasional, tapi juga pada tataran global," kata Ma'ruf, ketika memberikan sambutan, Rabu (11/9/2024).
"Memerlukan juga sumber daya manusia yang berpikir global yang memiliki keunggulan, kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan, tapi juga berakhlak mulia," tambahnya.
Ma'ruf kerap mendengar istilah society 5.0 dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, itu adalah isu kontemporer yang mengubah interaksi manusia menjadi terdigitalisasi.
Selain itu, kata dia, society 5.0 terkait teknologi kecerdasan buatan, internet of things, dan big data. Hal ini membuat pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik menjadi lebih efisien dan terintegrasi.
"Konsep ini menjadi faktor penting dalam peningkatan kualitas hidup bangsa. Namun tidak lepas dari risiko yang mungkin muncul, seperti keamanan data pribadi dan juga penyalahgunaan teknologi," ujarnya.
Oleh karena itu, Ma'ruf berharap NU melalui perguruan tingginya bisa mencetak SDM yang bisa bersaing secara global. Salah satunya melahirkan sejumlah karya inovasi.
"Ini pentingnya lembaga pendidikan seperti Unusa, dalam mencetak lulusan dengan pemahaman keagamaan dan akademik yang berkualitas, guna menyelesaikan tantangan dunia modern," ungkapnya.
Ia menambahkan, lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan pihak pemerintah dalam menyusun kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan global.
"Perguruan tinggi, sebagai penghasil riset dan penelitian, juga perlu berkolaborasi dengan pemerintah dan swasta, dalam penyusunan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri," tutupnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/11/170200378/wapres-sebut-nu-butuh-sdm-unggul-berpikiran-global