Salin Artikel

Menengok Karir Politik Gus Ipul: Dari Wagub Jatim ke Wali Kota Pasuruan, Kini Jadi Mensos

Gus Ipul dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Mensos pada Rabu (11/9/2024) di Istana Negara Jakarta. 

Gus Ipul yang juga menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ternyata memiliki karir politik yang tak biasa.

Gus Ipul pernah "mencicipi" hampir semua jabatan politik di berbagai tingkatan. Mulai dari anggota DPR, menteri, wakil gubernur, dan juga wali kota. 

Sebelum dilantik menjadi mensos, Gus Ipul menjabat sebagai Wali Kota Pasuruan. 

"Karir politik beliau (Gus Ipul) seperti tidak pada umumnya. Beliau unik, pernah jadi DPR, menteri, wakil gubernur. Bahkan rela mengabdi jadi wali kota dan sekarang kembali dilantik jadi menteri," kata Wakil Walikota Pasuruan, Adi Wibowo, Rabu (11/9/2024).

Perjalanan karir politik Gus Ipul dimulai saat era reformasi Tahun 1999. Saat itu, putra kelahiran 28 Agustus 1964 pernah menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan DKI dari PDI Perjuangan.

Kemudian pada pemilu Tahun 2004 di terpilih lagi menjadi anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Dapil II Jawa Timur.

Selanjutnya, belum genap satu periode di menjadi anggota DPR, Gus Ipul dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Daerah Pembangunan Tertinggal mulai Tahun 2004 - 2007.

Usai menjabat menteri, karir politik Gus Ipul sedikit menurun. Pasalnya, pada periode kedua SBY menjadi presiden Indonesia, dia tidak terpilih menjadi menteri. Namun karirnya di jajajaran PBNU meningkat. Gus Ipul menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor dua periode, yakni 2000-2005 dan 2005-2010.

Berbekal pengalaman di GP Ansor akhirnya, Gus Ipul dipinang Soekarwo menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim). Selama 10 tahun, Gus Ipul setia untuk mendampingi Soekarwo di Jatim.

Seolah tanpa rasa "kapok" suami dari Fatma Saifullah Yusuf itu bertarung di Pilkada Pasuruan tahun 2020 dengan dukungan PKB dan Golkar. Bersama Adi Wibowo, Gus Ipul memimpin Kota Pasuruan untuk periode 2020-2024.

Empat tahun menemani Gus Ipul, Adi Wibowo mengaku banyak belajar darinya. Selain handal berkomunikasi, sosok Gus Ipul yang mengalami jatuh bangun di karir politiknya layak ditiru. 

"Perjalanan politik seperti Gus Ipul itu tidak mudah dan tidak semua orang bisa," pungkasnya.

Pada Pilkada Kota Pasuruan, Gus Ipul pun memilih tak mencalonkan lagi. Gus Ipul sempat menyatakan akan fokus di PBNU. 

"Saya memang tidak maju (pilkada) karena saya ingin berkonsentrasi sebagai Sekjend PBNU," aku Gus Ipul, Senin (26/8/2024).

Namun jelang akhir masa jabatannya sebagai Wali Kota Pasuruan, Gus Ipul malah menjadi Mensos. Dia juga telah menyatakan mundur sebagai Wali Kota Pasuruan usai dilantik sebagai mensos. 

"Per hari ini juga saya mundur sebagai Wali Kota Pasuruan, otomatis itu," kata Saifullah kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9/2024), usai pelantikan dirinya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/11/155811178/menengok-karir-politik-gus-ipul-dari-wagub-jatim-ke-wali-kota-pasuruan-kini

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com