Para korban ditemukan oleh Suparman salah satu warga desa setempat.
Sebelumnya, istri Suparman mendengar ada anak-anak yang bermain di kolam tersebut, namun satu jam kemudian suara mereka tak terdengar lagi.
“Jadi istri saksi ini curiga suara anak-anak tidak lagi terdengar. Ketika menyuruh suaminya melihat ke kolam yang dipagar bata keduanya sudah ditemukan megambang.”
Demikian ujar Kepala Polsek Panekan AKP Iin Pelangi, melalui pesan singkat, Selasa (3/9/2024) kemarin.
Iin Pelangi menambahkan, saksi melihat satu dari korban masih bisa terbatuk-batuk saat ditolong. Keduanya kemudian dilarikan ke Puskesmas Panekan.
“Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB. Korban atas nama SFA sudah meninggal dunia ketika ditemukan. Sementara korban RM masih hidup dan dirujuk ke RSUD dr Sayidiman."
"Untuk korban RM kondisinya mulai membaik,” sambung dia.
Warga dilarang berenang
Pemrintah desa setempat, menurut Iin Pelangi, sudah ,meralarang warga untuk berenang di kolam yang saat ini tengah direnovasi untuk destinasi wisata desa.
Sebab, dalam proses rehabilitasi dengan memperbaiki kolam renang, plang larangan tersebut tidak lagi terpasang.
“Dulu sempat dilarang, tapi karena proses direhab larangan itu tidak terpasang,” ucap dia.
Berdasarkan keterangan orangtua korban, kedua anak dilaporkan bisa berenang.
Sementara kolam yang rencananya akan dijadikan kolam renang tersebut memiliki kedalaman sekitar 130 cm.
Iin Palangi mengaku polisi akan mendalami penyebab tenggelamnya kedua bocah tersebut.
Kedua korban ini informasinya bisa berenang, kami akan mendalami lagi penyebab keduanya tenggelam,” kata dia lagi.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/04/053125778/2-bocah-di-magetan-tenggelam-di-kolam-renang-wisata-desa-1-tewas