Salin Artikel

Dua Kader PDI-P Akan Bertarung dalam Pilkada Kabupaten Malang 2024

Duia pasangan calon (paslon) itu yakni petahana Bupati Malang, HM Sanusi dan Latifah Shohib, dan paslon penantang H Gunawan HS-dr Umar Usman.

H Gunawan HS dan dr Umar Usman mendapat dukungan dari 4 partai yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Demokrat, Hanura, dan Golkar.

Sementara itu paslon HM Sanusi dan Latifah Shohib diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gerindra dan terbaru partai Nasdem.

Tersisa partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang belum menentukan pilihan dukungan di antara kedua paslon tersebut.

Hal menarik dari kontestasi ini, dua calon bupati Malang merupakan kader PDI-P. H Gunawan dan HM Sanusi adalah kader partai berlambang banteng tersebut.

H Gunawan mengaku belum tahu PDI-P akan memberikan rekomendasi kepada siapa dalam Pilkada 2024 Kabupaten Malang ini.

Namun, ia siap dengan kemungkinan tak didukung PDI-P. Menurutnya, siapa pun yang nantinya akan diusung PDI-P, pihaknya akan tetap maju dalam Pilkada 2024 ini.

Artinya, ia bakal tetap maju dalam Pilkada Malang 2024 jika tak mendapat rekomendasi dari PDI-P.

“Saya juga mendaftar ke PDI-P sebagai calon bupati Malang bersama dengan Pak Sanusi. Tapi, siapa pun yang nantinya direkom oleh PDI-P, saya akan tetap maju,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Selasa (27/8/2024).

Pertimbangannya, lanjut Gunawan, ia telah membawa tanggung jawab empat partai yang sebelumnya telah merekomendasi dirinya sebagai calon Bupati Malang berpasangan dengan dr Usman sebagai calon Wakil Bupati Malang.

“Konsekuesi apa pun yang akan saya dapatkan, biar menjadi keputusan internal PDI-P,” tegasnya.

Sampai saat ini, Gunawan menyebut tidak ada komunikasi apapun dari PDI-P terkait pencalonannya.

Namun, ia tetap menegaskan bahwa dirinya adalah kader PDI-P yang tidak akan mungkin berkhianat.

“Insya Allah mantap saya bersama dr Umar akan mendaftar ke KPU Kabupaten Malang pada Kamis (29/8/2024) mendatang,” jelasnya.

Gunawan menyebut akan memprioritaskan pemilih dari kalangan organisasi masyarakat, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta konsituen yang telah memilihnya dalam pemilihan legislatif Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu.

“Prioritas dari kalangan ormas, seperti NU dan Muhammadiyah. dr Umar kan juga salah satu tokoh NU di Kabupaten Malang. Saya juga warga NU tapi juga punya kedekatan dengan kalangan Muhammadiyah,” ujarnya.

Dalam pencalonanya, Gunawan mengusung visi perubahan untuk Kabupaten Malang.

Menurutnya masih banyak potensi besar Kabupaten Malang yang harus dimanajemen dengan baik seperti pariwisata hingga UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah).

“Yang paling utama adalah niat. Insya Allah kami optimistis menang,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/27/160153978/dua-kader-pdi-p-akan-bertarung-dalam-pilkada-kabupaten-malang-2024

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com