Salin Artikel

Pengendara Motor Terpelanting Tabrak Palang Pintu KA di Kediri

Dalam rekaman video yang menyebar dan juga dilihat Kompas.com, Selasa (27/8/2024), terlihat pengendara motor yang mengenakan jaket gelap memacu kendaraannya meski sirene telah berbunyi dan palang pintu sedang menutup.

Pengendara lain dari arah yang sama berhenti,namun pengendara ini tetap melaju. Akibatnya, ia menabrak palang pintu JPL tepat di bagian kepala.

Setelah menabrak palang pintu, sepeda motor terlihat oleng dan menabrak besi pembatas hingga sang pengendara  terpelanting, lalu jatuh di jalur kereta api.

Beruntung, pengendara tersebut mengenakan helm dan langsung berdiri untuk keluar dari jalur kereta. Ia dibantu oleh petugas pos jaga pelintasan untuk menyelamatkan motornya.

Jarak kedatangan kereta yang masih jauh juga meluputkan dia dari maut. "Saya tidak lihat (palang pintu)," ujar pengendara motor kepada petugas jaga pos dalam video tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, Nizam, mengaku sudah mengidentifikasi pengendara motor tersebut dan insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi pengguna jalan.

"Kami sudah jenguk ke rumahnya (pengendara motor) dan sudah diselesaikan (tanggung jawabnya)," ujar Nizam.

Nizam juga mengimbau pengendara untuk selalu berhati-hati dan berkonsentrasi saat berkendara, terutama di pelintasan sebidang.

“Jika pelintasan tidak berpalang atau alat pemberi isyarat lainnya, mohon selalu hati-hati dan tengok kanan dan kiri,” tambah dia.

Deputi VP PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun, Irene Margareth Konstantine pun ikut angkat bicara terkait insiden ini.

Dia menyayangkan insiden tersebut dan menekankan pentingnya disiplin dan keselamatan di pelintasan kereta api.

"Tindakan tidak disiplin seperti ini membahayakan keselamatan bersama. Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 setiap pengendara wajib berhenti di rambu setop, menengok ke kiri dan kanan, lalu memastikan tidak ada kereta yang melintas sebelum melanjutkan perjalanan," ujar Irene.

Irene menambahkan, rambu pelintasan adalah alat utama keselamatan dan menekankan pentingnya mematuhi prinsip 'berteman' (berhenti, tengok kanan-kiri, aman, dan jalan), serta tidak menggunakan pelintasan liar.

Untuk meningkatkan keselamatan, PT KAI akan memasang CCTV di pelintasan yang dianggap rawan penerobosan pintu pelintasan, yang dapat berakibat denda atau hukuman.

Kronologi kejadian

Staf Bidang Pengembangan Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, Luhur Dharma, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi pada 25 Agustus 2024 pukul 14.48 WIB.

Pengendara motor berinisial M (58), warga Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, melaju dari arah timur ke barat dengan kecepatan tinggi.

Setelah insiden, M dijemput anaknya dan dibawa pulang ke Desa Banyakan. "Kemarin kami sudah ke rumahnya. Kondisi kesehatannya baik, hanya luka ringan," ujar Luhur.

Menurut Luhur, M mengaku tidak melihat palang pintu karena terhalang silaunya sinar matahari sore.

"Tapi kalau yang bersangkutan tidak lihat, kan ada suara sirene juga. Jadi intinya karena kurang fokus dalam berkendara saja," tambah Luhur.

Sebagai implikasi atas perbuatannya, M harus bertanggung jawab dengan mengganti seluruh biaya kerusakan JPL hingga bisa berfungsi normal kembali.

"Ganti rugi dibebankan kepada yang bersangkutan," tegas Luhur.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/27/155800478/pengendara-motor-terpelanting-tabrak-palang-pintu-ka-di-kediri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com