Salin Artikel

Polisi Tangkap Pelaku Pencabulan terhadap Disabilitas Netra di Bawah Umur di Sidoarjo

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Christian Tobing mengatakan, kasus itu bermula saat ibu korban, IW (46), melihat ada bercak darah di celana dalam anaknya (9), Kamis (8/8/2024), sekitar pukul 19.00 WIB.

"Ibu korban bertanya kepada korban, namun korban tidak mau cerita, tetapi seperti orang kesakitan," kata Christian ketika berada di Mapolresta Sidoarjo, Senin (26/8/2024).

Kemudian, anak disabilitas tuna netra yang tinggal di Kecamatan Candi, Sidoarjo, tersebut mengeluhkan sakit di kelaminnya. Ibunya melihat ada luka memar dan darah di area tersebut.

"Sabtu (10/8/2024), paginya saat korban buang air kecil, merasa kesakitan dan tidak mau mandi. Selanjutnya ibu korban mengajak korban ke rumah sakit," jelasnya.

Pihak rumah sakit meminta agar ibu korban melakukan pelaporan ke Polresta Sidoarjo. Sebab, petugas melihat ada kejanggalan dari sakit yang diderita anak di bawah umur tersebut.

Korban akhirnya mau menceritakan peristiwa yang dialaminya itu ke ibunya. Dia mengaku mendapatkan tindakan pencabulan dari tetangganya sendiri, yakni SW (61).

"Setelah kejadian, korban diberi hadiah sejumlah uang dan permen. Tapi pelaku meminta korban merahasiakan hal tersebut terutama kepada ibunya," ujarnya.

Kemudian, polisi melakukan sejumlah penyelidikan untuk membuktikan kasus dugaan pencabulan itu.

Berdasarkan visum dan pemeriksaan psikologi korban, pelaku terbukti bersalah.

"Selama ini korban sering main di rumah pelaku, sehingga walaupun tuna netra, korban mengenali suara pelaku. Pelaku tinggal di ruko yang hanya berjarak satu rumah dari rumah korban," ucapnya.

Christian mengungkapkan, pelaku dijerat menggunakan Pasal 82 Nomor 17 tahun 2016, tentang kekerasan seksual kepada anak, dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.

Diberitakan sebelumnya, kuasa hukum korban dari Badan Bantuan Hukum (BBH) Damar, Eko Prastian mengatakan, pencabulan tersebut berawal ketika korban baru saja pulang mengaji.

"Adik ini sering dijemput untuk main ke rumah pelaku. Dan pas waktu ibu dari anak ini mau mengajak keluar, enggak diperbolehkan sama istri pelaku," kata Eko di Sidoarjo, Rabu (14/8/2024).

Kemudian, ibu korban mendapatkan foto istri pelaku, anaknya dalam kondisi tengkurap serta lemas. Selain itu, ada pesan yang menyebut korban sudah mengatuk dan minta dijemput.

"Setelah sore itu diambil dan mau mandi ternyata di celana dalamnya ada bercak darah dan ada bekas sperma. Ibunya merasa ada yang salah dan langsung membawa ke rumah sakit," ujarnya.

Akhirnya, ibu korban melaporkan peristiwa yang dialami anaknya tersebut ke Polresta Sidoarjo, Sabtu (10/8/2024). Aparat kepolisian pun mengeluarkan LPB/402/VIII/2024/JATIM/RESTA SDA.

"Pelaku ini membujuk korban, artinya menekan korban agar tidak menceritakan ke siapa pun, dengan memberikan permen dan uang Rp 5 ribu. Diduga sudah terjadi berulang kali," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/27/112324678/polisi-tangkap-pelaku-pencabulan-terhadap-disabilitas-netra-di-bawah-umur

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com