Salin Artikel

Takut Muktamar VI Dibubarkan Banser, PKB Minta Dilindungi Polda Jatim

Mereka meminta pengamanan polisi atas kabar rencana pengerahan massa dari Jatim untuk menggagalkan Muktamar PKB VI di Bali, 24-25 Agustus 2024.

Menurut Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah, kabar menyebutkan, akan ada ribuan orang dari berbagai kelompok Gerakan Pemuda Ansor dan Banser yang akan berangkat ke Bali.

"Bahwa ada sekelompok massa Nahdatul Ulama (NU) dari Jatim yang akan menyerbu lokasi untuk menggagalkan Muktamar PKB di Bali," kata dia usai menggelar pertemuan tertutup di ruang Direktorat Intelkam Polda Jatim.

Dengan alasan itu, dia meminta pihak kepolisian dapat bekerjasama dalam menciptakan suasana yang kondusif di Jatim, jelang digelarnya Muktamar PKB.

"Acara Muktamar PKB ini resmi, formal, dan konstitusional, kami harap dapat berjalan kondusif," sambung dia.

Dia juga berharap, Polda Jatim mengambil tindakan preventif jika muncul indikasi aksi provokatif dari kelompok tertentu yang mengarah kepada upaya menggagalkan Muktamar PKB.

"Alhamdulillah tadi pihak Polda Jatim dalam pertemuan menegaskan siap mengawal Muktamar agar berlangsung tertib," ungkap dia.

Ada 250 bus akan ke Bali

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Korwil IX Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim Hasan Bisri membantah adanya agenda pengerahan massa NU ke lokasi Muktamar PKB VI.

"Kebetulan di hari yang sama, kami memang ada kegiatan Apel Kesetiaan kepada PBNU di Bali, tapi lokasinya berbeda," sebut dia.

Dari Jatim, kata Hasan, akan ada 250 bus utusan dari pengurus cabang GP Ansor se-Jatim.

Lokasi kegiatan Apel Kesetiaan berada di Padang Galak Denpasar, sementara Muktamar VI PKB berada di kawasan Nusa Dua Bali.

Sebelumnya, Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin juga menegaskan, apel itu tak berkaitan langsung dengan Muktamar PKB, tetapi hanya rangkaian acara HUT Kemerdekaan ke-79 RI.

Addin mengatakan, alasan mereka memilih Bali adalah untuk simbol keberagaman.

"Kedua, itu juga ada (rangkaian) ultah kemerdekaan RI, kami apel kebhinekaan dan tasyakuran kemerdekaan di Bali, sekaligus apel kesetiaan terhadap PBNU dan kiai," ucap dia.

Dia menyebut, akan ada 15.000 anggota GP Ansor yang akan ikut dalam apel di Bali ini.

Instruksi apel tersebut telah dikeluarkan GP Ansor kepada Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali. 

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/22/124944478/takut-muktamar-vi-dibubarkan-banser-pkb-minta-dilindungi-polda-jatim

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com