Salin Artikel

Pedagang Mengais Sisa Barang di Pasar Krian Sidoarjo yang Terbakar

Api sudah terlihat berkobar sejak pukul 04.00 WIB dan petugas berhasil memadamkannya enam jam kemudian atau sekitar pukul 11.00 WIB.

Hingga Selasa siang sekitar jam 12.30 WIB, petugas pemadaman masih melakukan pembasahan. Total ada 20 unit damkar yang diterjunkan untuk memadamkan api yang sudah berkobar.

Petugas sempat kesulitan mendapatkan sumber mata air karena jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi kebakaran.

Hingga akhirnya petugas memutuskan mengambil air sungai yang ada di sekitar Pasar Krian Lama. Lagi-lagi mereka mendapatkan kesulitan karena arus lali lintas yang padat.

Berdasarkan saksi mata, api pertama kali muncul di kios klontong yang ada di bawah tangga belakang pasr tingkat.

Para saksi sempat berusaha memadamkan api menggunakan peralatan seadanya. Namun mereka kesulitan karena api semakin membesar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo, Widiyantoro Basuki mengatakan, total sebanyak 450 kios terdampak akibat kebakaran di area Pasar Lama Krian.

"Pastinya kurang kebih hampir 450 (kios). Lantai tiga ini kurang lebih delapan (kios), tapi di masing-masing lantai 1 dan 2 kurang lebih 200-an," kata Widiyantoro, di lokasi, Selasa (20/8/2024).

Ia memastikan tak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut dan masih melakukan verifikasi soal kerugian.

"Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian pedagang cukup luar biasa, ini musibah ini harus bisa dimaklumi. Kami evaluasi dulu nanti kami verifkasi kerugian kira-kira seperti," jelasnya.

Kumpulkan sisa-sisa barang dagangan

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah kios di lantai dua pasar tampak hangus dan berubah menjadi puing-puing.

Sementara itu, lantai dasar bangunan hanya mengalami kerusakan ringan dan puluhan pedagang di area depan masih sempat menyelamatkan barang-barang mereka, termasuk potongan besi, etalase, dan pakaian.

Selasa pagi, beberapa pedagang ada yang terlihat menangis saat mengamankan sisa-sisa barang dagangannya.

Salah satu pedagang, Sidni Muzafi nampak membawa keset-keset dan atap stand miliknya yang bolong akibat kebakaran.

Ia bercerita bahwa sang ibu membuka toko gerabah di sisi utara tangga menuju lantai dua, tepat di depan stand bakso.

"Pukul 5.00 saya datang ke pasar, sudah ramai orang," ujarnya.

Pedagang lainnya, Eva Kurnia mengaku panik setelah menerima kabar Pasar Krian Lama terbakar sejak pukul 04.00 WIB.

"Saya langsung ke sini, untungnya toko saya belum sampai terbakar. Tapi bagian belakang pasar sudah dilalap api," kata Eva saat ditemui di lokasi kejadian.

Melihat api yang terus berkobar di sisi belakang pasar, Eva dengan cepat mengemasi dagangannya, dibantu oleh keluarga dan orang-orang di sekitar.

"Saya buru-buru usung barang dagangan, seperti jajan kering, syukurlah dibantu keluarga dan orang-orang di sini. Toko saya di lantai dua, jadi barang-barang itu dibawa turun," jelasnya.

Nasib kurang beruntung dialami oleh Linda, seorang pedagang perabotan rumah tangga. Kios miliknya yang berada di tengah pasar terkena dampak kebakaran.

Kondisi itu membuatnya hanya mampu menyelamatkan sebagian kecil dari barang dagangannya.

"Hanya seperempat barang saja yang bisa selamat, sisanya tidak bisa diselamatkan karena dekat sekali dengan titik kebakaran. Iya, tadi dibantu orang-orang untuk mengangkutnya," ujar Linda dengan wajah sedih.

Sementara itu Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, Mustain Baladan, menyatakan bahwa informasi mengenai kebakaran diterima pada Selasa sekitar pukul 05.00 WIB.

Ia menyebut, toko-toko biasanya buka jam 08.00 WIB dan tutup menjelang malam.

Mustain menyebutkan bahwa setelah menerima laporan, BPBD mengerahkan 13 unit, diikuti oleh bantuan tambahan.

Penyebab kebakaran yang disebut-sebut berasal dari toko dinamo di lantai 1 tidak dijelaskan secara rinci.

Ia menjelaskan bahwa tim mengalami kesulitan dalam pemadaman karena lokasi pasar yang cukup jauh dari sumber air, yang berjarak sekitar satu kilometer.

“Kami kesulitan pemadaman karena (lokasinya) agak jauh dari sumber air. Sumber air (berjarak) sekitar satu kilometer dari pasar,” terang Mustain.

Kebakaran di Pasar Krian sudah tiga kali terjadi.

Kebakaran pertama menghanguskan 20 ruko dan kios di dekat pertokoan Ramayana. Kebakaran kedua terjadi di toko cat di sebelah timur Jatayu.

Sementara kebakaran pada Selasa (20/8/2024) adalah kebakaran ketiga yang berbeda dengan sebelumnya karena terjadi di tengah-tengah kawasan pasar lama.

Api hampir melahap 90 persen bangunan pasar lantai III yang ditempati pedagang gerabah, pakaian, dan sepatu.

Lantai dua dan tiga, yang merupakan kawasan jual pakaian dan sepatu, mengalami kerusakan paling parah.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andhi Dwi Setiawan | Editor: Dita Angga Rusiana), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/21/171800878/pedagang-mengais-sisa-barang-di-pasar-krian-sidoarjo-yang-terbakar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com