Salin Artikel

Rayakan HUT RI, Pemuda Kediri Arak Bendera Raksasa ke Puncak Klotok

Massa membawa potongan-potongan kain berwarna merah dan putih berukuran 40x60 meter tersebut dari Balai Kota Kediri sebagai titik awal seremoni pemberangkatan.

Lalu mereka melakukan kirab berjalan kaki menuju area wisata Selomangleng di kaki Gunung Klotok yang berjarak sekitar lima kilometer.

Sepanjang perjalanan itu, warga berjejer di pinggir jalan untuk menonton, sebagaimana yang juga terlihat di Jalan Veteran.

Tidak sedikit pula masyarakat yang bersimpati dengan menyediakan air minum maupun camilan untuk peserta kirab yang lewat.

Setelah dari Selomangleng, bendera itu kemudian dibawa oleh tim pendakian naik menuju ke puncak Gunung Klotok.

Di puncak gunung yang mempunyai ketinggian 536 meter di atas permukaan laut itulah bendera raksasa itu akan berkibar tepat pada perayaan HUT RI, 17 Agustus besok.

Pengibaran bendera inimerupakan tradisi tahunan para pemuda Kota Kediri sejak beberapa tahun terakhir.

Penjabat Wali Kota Kediri Zanariah mengapresiasi sikap nasionalisme para peserta kirab.

Dia juga mendorong semangat kebangsaan dalam pembangunan agar Indonesia semakin maju. Baik di bidang teknologi, ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan.

"Saya mengapresiasi para pemuda yang tetap semangat untuk terlibat dalam gerakan seperti ini. Semoga peran serta teman-teman bisa memotivasi pemuda yang lain," ujar Zanariah saat memberi sambutan sebelum pemberangkatan.

Selain itu, berkenan dengan momentum Pilkada 2024, pihaknya mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap mengedepankan persatuan, kerukunan, serta toleransi di tengah perbedaan pilihan.

"Mari kita jadikan Kirab Merah Putih ini sebagai momentum untuk saling berkolaborasi. Serta sama-sama menjaga dan merawat NKRI," kata dia.

Robith Mujiburrohman, salah seorang peserta kirab, mengaku bangga bisa berpartisipasi. Hal yang selalu diikutinya sejak empat tahun terakhir.

“Saya selalu menyempatkan waktu untuk bisa ikut kegiatan ini,” ujar seorang santri pesantren di Kediri ini.

Menurut Robith, selain memeriahkan perayaan kemerdekaan, kirab tersebut menurut dia merupakan sarana memupuk rasa nasionalisme dan jiwa patriotisme.

Lalu, yang tidak kalah penting, menurut dia, juga wahana komunikasi antarwarga masyarakat yang datang dari berbagai latar belakang.

“Ketemu banyak orang dari beragam kalangan yang dipersatukan oleh tujuan yang sama. Itulah ejawantah rasa cinta Tanah Air,” sebut dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/16/172857078/rayakan-hut-ri-pemuda-kediri-arak-bendera-raksasa-ke-puncak-klotok

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com