Cluster Marketing Communication Manager at Tanly Hospitality Group, Septian Reca mengatakan, Vasa Hotel Surabaya yang berada di bawah naunganya mengalami peretasan.
"Kami (Vasa Hotel) juga terkena dampak peretasan tersebut. Karena hampir hotel satu Indonesia terkena peretasan," kata Reca, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Selasa (13/8/2024).
Reca mengungkapkan, peretasan yang dialami Vasa Hotel tercatat sudah terjadi sejak Minggu (11/8/2024). Nama WhatsApp-nya secara tiba-tiba diganti dan letak lokasi bangunannya diubah.
"(Peretasanya) sama dengan (hotel) yang lain, editing WA (WhatsApp) dan Gmaps Vasa Hotel. (Nomor rekening) tidak diganti," jelasnya.
Meski demikian, kata dia, belum ada pelanggan yang menjadi korban peretasan tersebut. Sebab pengelola Vasa Hotel telah melakukan sejumlah langkah antisipasi.
"Sejauh ini tidak ada pelanggan atau tamu kami yang melaporkan kasus (peretasan) ini, jadi sementara belum ada kerugian," ujarnya.
Reca menyebut, salah satu langkah antisipasi yang dilakukan adalah membuat peringatan di akun media sosial. Hal tersebut bertujuan agar pelanggan berhati-hati ketika memesan kamar.
"Kemarin kami juga sudah membuat semacam official announcement di akun sosial media kami perihal nomor resmi kami, dan juga kami imbau kepada tamu agar lebih berhati-hati," ucapnya.
"Sebagai tindakan preventif juga, kami selalu melakukan pengecekan berkala setiap 15 menit sekali, terhadap akun kami pada Google tersebut," tambahnya.
Sementara itu Public Relation (PR) dan Marcomm Executive Hotel Grand Darmo Suite Surabaya, Avinanda Maria mengatakan, pihaknya juga menerima serangan peretasan, Minggu (11/8/2024).
Avinanda mengungkapkan, peretasan yang dialami Hotel Grand Darmo Suite Surabaya adalah, penggantian nomor telepon dan rekening hotel yang terpasang di akun bisnis Google.
"Untuk penanganan peretasannya, kami edit tiap (nomor telepon dan rekening) berubah. Terus keamanan akun Google-nya kami ubah password sama verifikasi ulang kembali," kata Avinanda.
Avinanda mengungkapkan, pihaknya belum menerima laporan adanya korban dari dampak peretasan itu. Namun, dia juga membuat peringatan di akun sosial media untuk pelanggan.
"Untuk imbauan ada kak, kami buat announcement notice (peringatan) begitu buat remind (pengingat) nomor telepon resmi yang dipakai," jelasnya.
Oleh karena itu, Avinanda bersyukur karena Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), telah melaporkan peristiwa peretasan ke Google bisnis hotel tersebut ke pihak Polda Jatim.
"Iya (sudah dilaporkan ke polisi). Untungnya ada perkumpulan (hotel) begini juga, jadi ada yang bantu teman-teman hotel," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua PHRI Jatim, Dwi Cahyono mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari 98 hotel terkait peretasan akun Google tersebut sejak tiga hari lalu.
"Sementara ini 98 hotel. Iya (Surabaya, Malang), banyak kota besar, ada juga Jember, Situbondo, Magetan, sepertinya ini acak," kata Dwi, saat dihubungi melalui telepon, Selasa (13/8/2024).
Dwi mengungkapkan, peretasan tersebut diketahui setelah banyak pelanggan menghubungi hotel. Mereka mengeluh sudah membayar kamar namun ternyata tidak terpesan.
"Jadi tahunya ini karena mulai beberapa hari ini, semua orang komplain ke hotel, mereka merasa sudah transfer ke hotel. Tapi hotel tidak menerima pembayaran apapun," jelasnya.
Setelah ditelusuri, kata dia, peretasan tersebut terletak di akun informasi resmi hotel yang terpasang di Google. Peretas sengaja mengganti nomor telepon dan rekening menjadi miliknya.
"Kalau kita buka Google, hotel ini keluar akun bisnis resminya. Halaman depan namanya tetap hotelnya, tapi nomor telepon dan nomor rekeningnya diubah, diganti nomor peretas," ujarnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/13/193703278/terdampak-peretasan-akun-google-hotel-di-surabaya-beri-peringatan-di-sosmed