Salin Artikel

Cari Penyebab Munculnya Air Panas, DLHK Kuras Sumur di Sidoarjo

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amig mengatakan, pihaknya kembali mengecek air sumur di perumahan Mutiara Citra Asri, Desa Boro, Tanggulangin.

Kali ini, kata Amig, DLHK Sidoarjo bersama sejumlah instansi lainya menguras sumur tersebut hingga kosong. Hal itu untuk mengecek air yang pertama kali keluar dari sumber sumur.

"Guna mendapatkan analisa yang lengkap, Damkar, BPBD Sidoarjo langsung melakukan pengurasan. Sumurnya dikuras cek suhu air saat pertama muncul dari sumber," kata Amig, di dekat lokasi sumur.

Dia mengatakan sample air dari sumur tersebut langsung dicek di lokasi. Akan tetapi, DLHK Sidoarjo tetap tak menemukan keganjilan dari penelitianya.

"Secara umum kondisi airnya aman. Yang pertama kami lihat dari pH juga relatif normal, suhu 37. Saya coba merasakan dengan indra saya sendiri dan itu juga relatif aman, tidak ada efek yang berbaya," jelasnya.

Sementara itu, Petugas PLN dari Unit Porong, Suma Hamzah mengatakan, pihaknya menduga penyebab air dalam sumur tersebut menjadi panas, karena ada kesalahan di instalasi listrik.

"Dugaanya karena pemasangan instalasi listriknya salah. Kabel yang di dalam tanahnya juga bukan layaknya untuk pemasangan instalasi kabel bawah tanah," kata Suma.

"Arus listrik yang masuk di saklar harusnya arus positif, tapi yang masuk di saklar arus negatif, terus arus positif malah masuk ke gronding. Kami menduga arus positifnya nyebar ke tanah lewat kabel gronding yang tidak layak," tambahnya.

Sedangkan, Lurah Mochammad Shoichunnuruddin membenarkan adanya pengecekan tersebut. Namun, sejumlah instansi itu belum menemukan adanya masalah.

"Ya tadi ada PLN dan DLHK. Terus dari DLHK Sidoarjo mendatangkan Damkar, agar sumurnya disedot airnya dua kali dan ternyata sumber airnya memang hangat," kata Shoichunnuruddin.

Meski demikian, kata Shoichunnuruddin, air dalam sumur di dekat Balai RW 5 tersebut masih hangat hingga sekarang. Dia juga belum mendapatkan penyebab dari perubahan suhu itu.

"Ditunggu saja Pak Lurah, kalau memang hangar terus nanti dibuatkan pemandian, kayak di Japanan, begitu (kata instansi yang datang)," jelasnya.

"Ketahuanya Selasa malam, awalnya kita juga enggak nyadar. Waktu itu ngecat mau bersihin kuas kaget kok (air keranya) panas," kata Supriyono, saat ditemui di sekitar lokasi, Kamis (8/8/2024).

Kemudian, Supriyono bersama warga sekitar memutuskan untuk mengecek kadar panas air dalam sumur tersebut. Mereka kaget ketika mengetahui suhunya sudah mencapai 52 derajat.

"Rabu (7/8/2024) pagi, saya cek 52 (derajat). Baru kali ini panasnya, tapi sumurnya perkiraan sekitar 2005 sampai 2006, kami yang membuat karena enggak ada sumur di sini," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/09/234858478/cari-penyebab-munculnya-air-panas-dlhk-kuras-sumur-di-sidoarjo

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com