Salin Artikel

Respon Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan atas Rencana Arema FC Sumbangkan Hadiah Piala Presiden

Hal ini mendapat respon positif dari para keluarga korban. Mereka mengucapkan terima kasih bila manajemen tim berjulukan Singo Edan tersebut mewujudkan rencana itu.

Menengok dua tahun lalu, tepatnya 1 Oktober 2022, sepak bola Indonesia mengalami tragedi nan memilukan.

Sejumlah 135 orang tewas dalam sebuah peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan. Mereka menjadi korban kerusuhan saat laga Arema FC versus tamu sekaligus rival beratnya, Persebaya Surabaya.

Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai Tragedi Kanjuruhan.

Tak ingin melupakan pengorbanan para suporternya, Arema FC berniat memberikan sumbangan usai mengangkat trofi Piala Presiden 2024.

Arema juara turnamen pra-musim tersebut setelah menaklukkan tim bertabur bintang, Borneo FC. Titel juara itu Arema raih setelah menang adu penalti dengan skor 5-4.

Alhasil, Singo Edan menerima total hadiah sebesar Rp 5,25 miliar.

General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, mengungkapkan pada Minggu (4/8/2024) bahwa mereka akan menyumbangkan 13,5 persen dari total hadiah tersebut kepada korban Tragedi Kanjuruhan.

“Agar tidak menjadi fitnah, maka masing-masing keluarga korban akan mendapatkan 5 juta rupiah,” kata Yusrinal Fitriandi kepada Kompas.com.

"Kami sadar bahwa materi tidak dapat mengganti nyawa, namun kami ingin berbagi kebahagiaan ini dengan para keluarga korban," ucapnya.

Merespon hal itu, salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Vinsencius Sari mengucapkan selamat sekaligus berterima kasih atas rencana pemberian bantuan itu.

"Kami mengucapkan selamat atas juara yang berhasil diraih Arema FC dalam laga Piala Presiden 2024," ungkapnya melalui sambungan telepon, Selasa (6/8/2024).

"Untuk rencana pemberian bantuan kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dari hadiah yang didapatkan, kami ucapkan terima kasih. Semoga menjadi amal baik semua kru Arema FC," imbuhnya.

Lebih lanjut, Sari mengungkapkan bahwa yang terpenting bagi keluarga Tragedi Kanjuruhan bukan besarnya nominal yg diberikan.

Namun, lebih pada terjalinnya tali silaturahmi dan sinergi yang lebih baik lagi antara manajemen Arema FC, suporter dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

"Selama ini sinergi Arema FC dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tampaknya terlihat renggang dan kurang terjalin silaturahmi," ujarnya.

Oleh karena itu, Sari berharap manajemen Arema FC tidak hanya ingat keluarga korban Tragedi Kanjuruhan saat bereuforia dan ada dana.

"Tetapi kita juga terikat dalam satu lingkaran keluarga. Ada manajemen, pemain, suporter yang saling bersinergi," ujarnya.

Sebab, menurut Sari, manajemen Arema FC masih mempunyai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan pihak-pihak terkait.

"Yaitu memperhatikan keluarga yang ditinggalkan oleh korban dalam Tragedi Kanjuruhan, yang selama ini tidak banyak dilakukan oleh manajemen Arema FC, tetapi justru dilakukan oleh Polres Malang," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/06/171117078/respon-keluarga-korban-tragedi-kanjuruhan-atas-rencana-arema-fc-sumbangkan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com