Salin Artikel

Menikmati Ayam Asap Kare Pedas Pak Trubus, Hidangan Legendaris di Kaki Gunung Semeru

Warung makan di pinggir aliran lahar Gunung Semeru ini sudah ada sejak 1982. Tempatnya, di Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

Lokasinya yang berjarak 26 kilometer dari pusat Kota Lumajang ini memang cukup jauh. Namun, rasa lelah akan langsung terbayar begitu menghirup aroma ayam asap dengan balutan rempah-rempah spesial yang menggugah selera.

Ayam asap kare pedas memang menjadi menu andalan di warung makan tradisional itu. Belakangan, pengunjung memberi jukukan menu ini dengan sebutan ayam engkung alas semeru.

Menu ini menyajikan ayam kampung utuh yang dimasak dengan berbagai bumbu rempah lokal. 

Cara memasaknya pun serba tradisional. Ayam kampung yang sudah dibersihkan diasapi selama empat jam di atas tungku dengan kayu bakar di bawahnya. Proses pengasapan selesai setelah ayam mengeluarkan aroma sedapnya yang khas. 

Kemudian, daging ayam langsung dipotong-potong dan dimasukkan ke santan yang telah dicampur bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kunir, cabai, dan kemiri yang telah dihaluskan.

Setelah bumbu meresap dengan sempurna, ayam kampung ditiriskan dan diberi taburan daun bawang serta irisan tomat.

Trubus, pemilik warung makan ini mengaku, rahasia sedapnya masakan andalan di warungnya adalah proses memasak yang serba tradisional.

Tidak ada peralatan modern seperti blender dan kompor. Ia masih mengulek bumbu di cobek dan memasaknya dengan tungku.

"Mulai 1982. Rahasianya semuanya tradisional alami," kata Trubus, Jumat (2/8/2024).

Menu ini sangat cocok dinikmati dengan nasi putih hangat dan sambal bagi yang yang suka pedas.

Namun, untuk anda yang sedang program penurunan diabet, Warung Pak Trubus juga menyediakan nasi ampok atau nasi jagung untuk dinikmati bersama ayam asap kare pedas.

"Enak pol. Meskipun ayam kampung tapi dagingnya empuk, aromanya sedap, kuah karenya itu bikin gak bisa berhenti nambah," kata Dewi Nuresa, pengunjung warung makan Pak Trubus.

Menunggu ditemani gagahnya Semeru

Proses memasak yang cukup lama, terkadang membuat pengunjung bosan. Namun, di Warung Pak Trubus, rasa bosan dijamin tidak akan menghampiri.

Sebab, selama proses menunggu, pengunjung bisa menikmati pemandangan lereng Gunung Semeru lengkap dengan pekerja tambang pasir manualnya.

Jika cuaca cerah, pengunjung juga bisa melihat langsung kegagahan Gunung Semeru dari dekat.

Jarak Warung Pak Trubus dan puncak gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini hanya 13 kilometer. Cocok bagi Anda yang suka berswafoto.

"Di sini enak suasananya, dekat gunung jadi dingin, terus juga bisa lihat orang nambang, gunungnya juga kelihatan jelas," terang Dela Safitri, pengunjung lainnya.

Namun, bagi anda yang tidak punya banyak waktu untuk menunggu, bisa memesan terlebih dahulu sebelum datang ke lokasi.

Pemesanan bisa melalui akun Instagram @dewita_pasrujambe atau konfirmasi ke admin website Desa Pasrujambe yakni pasrujambe.id.

Satu porsi ayam engkung di Warung Pak Trubus dijual seharga sekitar Rp 150.000-Rp 200.000 menyesuaikan dari ukuran ayam. Sajian tersebut dapat dinikmati oleh 4-5 orang.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/02/154354378/menikmati-ayam-asap-kare-pedas-pak-trubus-hidangan-legendaris-di-kaki

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com