Salin Artikel

Krisdayanti Ditodong Nyanyi "Menghitung Hari" Saat Terima Surat Tugas Maju Pilkada Kota Batu

Surat tugas diberikan Wakil Ketua DPD PDI-P Jatim Budi Sulistyono pada acara penyerahan rekomendasi kepada tujuh pasangan kepala daerah di kantor DPD PDI-P Jawa Timur di Surabaya, Selasa (30/7/2024).

Usai menerima surat tugas, Krisdayanti ditodong untuk menyanyikan sebuah lagu. Anggota Komisi IX DPR RI itu menyanyikan lagu populer berjudul "Menghitung Hari".

Menurut Krisdayanti, lagu tersebut dibawakan untuk para pasangan calon yang sudah menerima rekomendasi.

"Para calon menghitung hari untuk berjuang menang di daerahnya masing-masing," katanya.

Wakil Ketua DPD PDI-P Jatim Budi Sulistyono mengatakan, apa yang diberikan kepada Krisdayanti masih berupa surat tugas.

Sebab, masih dibutuhkan konsolidasi dengan partai pendukung, termasuk calon pasangan yang akan digandeng. 

"Masih diperlukan konsolidasi dengan calon pasangan dan partai koalisi pendukung," ujarnya.

Mantan istri Anang Hermansyah ini pada kembali maju dari dapil Jatim V Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang) pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Sayang, ia tidak lolos.

Dapil ini juga yang mengantarkan Krisdayanti menjadi anggota DPR dalam Pemilu 2019.

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara oleh KPU, Krisdayanti berhasil meraup 70.111 suara pada Pileg 2024.

Raihan suara tersebut terbilang tinggi, mengingat beberapa caleg artis lainnya dengan perolehan suara serupa berhasil lolos.

Namun, berdasarkan metode sainte lague dan proporsional suara, PDI Perjuangan hanya mendapatkan jatah dua kursi dari dapil Jawa Timur V.

Sayangnya, dalam total perolehan suara, Krisdayanti menempati urutan ketiga, kalah jumlah dari Ahmad Basarah yang memperoleh 89.769 dan Andreas Eddy Susetyo yang mendapatkan 81.020 suara. 

Selain memberikan surat tugas kepada Krisdayanti, dalam kesempatan itu PDI-P juga memberikan surat tugas kepada Sujatno, bakal calon bupati Magetan.

PDI-P juga memberikan tujuh surat rekomendasi kepada tujuh pasangan yang akan maju di tujuh daerah, yakni Kota Surabaya, Ngawi, Kota Blitar, Tulungagung, Sumenep, Jombang, dan Kota Probolinggo.

Untuk Kota Surabaya, PDI-P menyerahkan rekomendasi kepada Eri Cahyadi-Armuji. Kemudian untuk Ngawi, PDI-P menyerahkan rekomendasi kepada Ony Anwar Harsono-Dwi Rianto Jatmiko.

Untuk Sumenep, PDI-P memberikan surat rekomendasi kepada Achmad Fauzi-KH Imam Hasyim. Lalu di Jombang, PDI-P memberikan rekomendasi kepada Nyai Mundjidah Wahab-Sumrambah.

Di Tulungagung, PDI-P memberi rekomendasi kepada Maryoto Birowo-Didik Girnoto. Kemudian di Kota Blitar, PDI-P memberikan rekomendasi kepada Bambang Rianto-Bayu Setyo Kuncoro.

Terakhir, di Kota Probolinggo, PDI-P memberi rekomendasi kepada Habib Zainal Abidin-Sri Setyo Pertiwi. 

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/30/125352378/krisdayanti-ditodong-nyanyi-menghitung-hari-saat-terima-surat-tugas-maju

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com