Salin Artikel

Pemilik Kedai STMJ Bu Nunuk Meninggal Saat Haji, Sang Anak Minta Travel Kembalikan Barang Ibunya

Sang anak meminta pihak travel mengembalikan barang berharga milik ibunya.

Diketahui, Nunuk bersama suaminya, Budi Santoso (55), berangkat menunaikan haji tidak melalui Kementerian Agama (Kemenag). Mereka ikut travel yang berkantor di Sidoarjo.

"Saya minta barang mama saya balik. Kalau koper ditinggal di apartemen tempat mama dan papa," kata anak Nunuk, Rizaldi Santoso, saat ditemui di kedai STMJ Bu Nunuk, Rabu (24/7/2024).

Rizaldi mengatakan, barang berharga itu berupa dompet, ponsel, dan sejumlah dokumen. Dia meminta agar segera dikembalikan untuk mengurus data kematian ibunya.

"Ada handphone, dompet, riyal (mata uang Arab Saudi) baru ditukar (di dalam koper), itu enggak penting, yang penting barang-barang mama," jelasnya.

"Karena surat hak ahli waris enggak bisa diurus sebelum ada data mama. Saya juga mau minta surat kematian dari KJRI (Konsulat Jendral Republik Indonesia) untuk mengurus di sini," tambahnya.

Selain itu, Rizaldi juga meminta pihak travel yang digunakan ibunya untuk berangkat haji meminta maaf. Sebab, mereka seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan selama di Tanah Suci.

"Belum ada barang satu pun (milik Nunuk) yang kembali. Saya berharap ada tanggung jawab dari pihak travel dan sampai sekarang belum ada permintaan maaf," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, menantu Bu Nunuk, Siska Ayu, mengatakan, mendapatkan kabar buruk dari mertuanya, Budi, Minggu (16/6/2024).

Ketika itu, Nunuk sudah terpisah dengan suaminya saat lempar jumrah.

"Kata ayah (Nunuk) sudah dehidrasi parah, sudah enggak stabil, ngomong ngaco. Mama lempar jumrah bilang enggak kuat ngajak ayah mundur," kata Siska, saat ditemui di kedai Bu Nunuk, Rabu (24/7/2024).

"Ayah minta lempar jumrah dulu baru mundur, setelah lempar jumrah ibu ditoleh sudah enggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan, ayah noleh mau dikejar enggak bisa karena melawan arus," jelasnya.

Selanjutnya, Siska menghubungi sejumlah keluarga yang ada di Arab Saudi. Mereka bekerja di kedutaan, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI), dan tengah menuaikan haji, tetapi beda rombongan.

Selain itu, suami Nunuk juga belum menemukan data istrinya di rumah sakit setempat, Rabu (19/6/2024). Akhirnya, pencarian keberadaan pemilik kedai STMJ tersebut dilanjutkan.

"Pakde dan temannya cari di rumah sakit forensik, Kamis (20/6/2024) hanya buka satu jam, disuruh balik Jumat (21/6/2024). Pas balik, Pakde ngabari ada surat meninggal di tanggal 16 Juni 2024," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/25/052754978/pemilik-kedai-stmj-bu-nunuk-meninggal-saat-haji-sang-anak-minta-travel

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com