Salin Artikel

Cara Unik Isi MPLS di Kediri, Ekspedisi Gunungan Sampah untuk Gugah Kesadaran Siswa

Namun gunung yang dituju bukan tonjolan kerak bumi yang muncul di permukaan tanah melainkan gunungan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Klotok, Kota Kediri.

Dalam ekspedisi yang berlangsung pada Jumat (19/7/2024), para siswa diajak menyusuri TPA yang berada di wilayah Kediri bagian barat itu.

Jadi, mereka bisa melihat dan merasakan langsung bagaimana dampak yang ditimbulkan sampah maupun upaya pemerintah dalam pengelolaannya.

Kepala Sekolah Alam Ramadhani, Ulya, mengatakan, kegiatan itu bagian dari upaya konkret sekolahnya dalam menyelamatkan masa depan bumi. Terutama dari ancaman sampah.

"Sekolah Alam Ramadhani berinisiatif memperluas wawasan dan pendidikan karakter anak dengan mencanangkan tema MPLS berkaitan tentang sampah itu," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat.

Menurutnya, banyak studi yang menemukan kesadaran masyarakat membuang sampah masih memprihatinkan. Padahal ancaman sampah bagi bumi itu nyata.

Gunungan sampah yang ada di TPA itu bisa menjadi contohnya. Juga perihal mikroplastik yang bisa berpengaruh pada kualitas mata air maupun sungai.

Menurutnya, penting untuk menumbuhkan kesadaran mengurangi sampah termasuk plastik sekali pakai sedari dini.

“Agar anak-anak bisa lebih peduli sampah sejak dini,” lanjutnya.

Ekspedisi itu bukan kegiatan tunggal. Sebelumnya diawali dengan beberapa kegiatan pendukung di sekolah.

Hari pertama dimulai dengan pesta sains dan edukasi pengenalan jenis sampah organik, anorganik, dan B3.

Hari kedua, membekali pengetahuan jenis sampah organik dan anorganik melalui pendekatan permainan. Disusul dengan kreasi ceria, yang memanfaatkan sampah sebagai media kreativitas.

“Puncak dari kegiatan MPLS ini adalah ekspedisi gunung uwuh itu,” kata Ulya.

Dari kegiatan itu, Ulya berharap anak-anak mempunyai gambaran langsung tentang permasalahan sampah sekaligus memancing contoh cara mengatasinya.

Salah seorang siswa, Sambara, mengatakan, kegiatan tersebut cukup seru karena menjawab penasarannya tentang tujuan akhir truk sampah yang biasa dilihatnya di jalanan.

Namun dia tidak menyangka sampah bisa mencapai setinggi gunung.

“Sampahnya banyak sekali dan bau, banyak belatung. Itu kalau gunungnya longsor bagaimana.” ujar siswa kelas tiga SD itu.

Kondisi sampah di Kota Kediri

Masalah sampah di Kota Kediri selama ini memang cukup mengkhawatirkan. Jumlah sampah yang masuk ke TPA Klotok setiap harinya mencapai kisaran 140 ton.

Jumlah itu dengan komposisi rata-rata 52 persen sampah organik, 26 persen plastik, 11 persen kertas dan sisanya bentuk lainnya seperti logam, kain, hingga kaca.

Padahal luasan TPA tersebut hanya sekitar 5 hektare saja.

Tahun lalu, Pemerintah Kota Kediri akhirnya mulai memberlakukan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai untuk mengurangi dampaknya bagi lingkungan dan makhluk hidup.

Pembatasan itu terutama pada penggunaan kantong plastik sekali pakai, sedotan plastik alat minum, serta styrofoam tempat makanan.

Pembatasan itu diejawantahkan melalui Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 30 Tahun 2023 Tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai.

Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Kediri Apip Permana mengatakan, pembatasan itu sebagai upaya terpadu mengubah sikap dan perilaku masyarakat mengurangi produksi sampah plastik di Kota Kediri.

Selain itu, untuk melindungi daerah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan dari dampak sampah plastik yang susah terurai oleh proses alam.

"Serta untuk membangun partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup," ujar Apip Permana waktu itu.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/19/190910178/cara-unik-isi-mpls-di-kediri-ekspedisi-gunungan-sampah-untuk-gugah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com