Salin Artikel

Kecelakaan Maut di Tol Boyolali, 5 Korban Tewas Masih Satu Keluarga

Keluarga korban, Firda Usatu Ni'mah (31) mengatakan, salah satu penumpang yang tewas adalah, ayahnya Abdul Manan (70), sekaligus Ketua Yayasan Darul Falah, Kenjeran, Surabaya.

Kemudian, lanjut dia, korban tewas lainya adalah Acmad Rofiuzein (26), yang merupakan guru olahraga SD Darul Falah, sekaligus anak terakhir atau keenam pemilik yayasan.

"(Korban) guru Bahasa Arab Rifatul Fatati (27) itu menantu dari anak kelima. Sama dua cucu abi (Abdul Manan), itu (inisal) A usia 9 bulan dan MFF 4 tahun," kata Firda, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (13/7/2024).

Diketahui, satu korban meninggal dunia merupakan tour leader (TL) dalam perjalanan dari Surabaya ke Yogyakarta, Ahmad Fendi Gozali (24), warga Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.

Sedangkan, Firda, kakaknya nomor dua serta ibunya, Luluk Maslicha (66) tidak ikut berangkat dalam rombongan tersebut. Namun, dia tak menjelaskan alasanya tidak berangkat.

"Sebenarnya ada raker SD di sini, jadi enggak kemana-mana dua hari. Akhirnya yayasan ingin ajak refresing guru-guru ke Jogja, berangkat jam 10 malam (Jumat, 12 Juli 2024)," jelasnya.

"Saya lihat fotonya (korban) itu benar, tapi satunya saya enggak kenal laki-laki. Akhirnya dapat kabar lagi dari adik ibu saya yang berangkat (ke Boyolali), yang dirawat di ICU satu orang di RS berbeda," ucapnya.

"Kebanyakan dirawat untuk jenazah dan luka-luka. Kami (dia dan ibunya) tidak tahu (posisi) jenazah dimana dan luka dimana," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, insiden maut yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB ini melibatkan minibus Isuzu Elf dan sebuah truk.

Elf bernomor polisi AG 7710 V itu menabrak bagian belakang truk H 8593 NG yang bermuatan bata ringan. Akibatnya, Elf yang mengangkut rombongan wisatawan tersebut ringsek pada bodi sebelah kiri.

"Mereka akan melaksanakan wisata dari Surabaya tujuan Yogyakarta, ada 22 penumpang," ujar Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Boyolali AKBP Petrus Parningotan Silalahi, dikutip dari Antara.

Dari 22 penumpang Elf tersebut, terdapat enam yang tewas, lalu 14 orang mengalami luka ringan, dan dua lainnya selamat.

Petrus mengatakan, Polres Boyolali dan tim Traffic Accident Analysis (TAA) Kepolisian Daerah (Polda) Jateng serta pihak-pihak terkait telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Berdasarkan dugaan sementara, kecelakaan maut ini disebabkan sopir minibus mengantuk. Dugaan kedua, Elf itu kelebihan muatan.

"Apakah overkapasitas sehingga mengakibatkan kurang berfungsinya daya kerja rem, itu nanti akan kita kembangkan penyelidikan dan penyidikan dengan mengundang beberapa ahli," ucapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/13/215947178/kecelakaan-maut-di-tol-boyolali-5-korban-tewas-masih-satu-keluarga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com