Salin Artikel

2 Pemuda Mabuk Adang Bus di Jombang, Videonya Viral

Ulah kedua pemuda mabuk menghadang bus yang tengah melaju di jalan, terekam dalam video amatir yang dibagikan salah satu penumpang. Video tersebut kemudian menyebar di media sosial.

Kejadian berawal dari dua orang yang mengendarai sebuah motor warna hitam, berusaha menyalip bus.

Kedua pemuda yang mengenakan kaus warna hitam itu tampak melemparkan sesuatu ke arah bus, lalu merangsek ke depan bus dan memaksa sopir menghentikan laju kendaraan.

Detik berikutnya, sopir menghentikan bus. Saat bus berhenti, kedua pemuda itu mendekati pintu kemudi lalu berusaha memukul sopir.

Namun, mereka diadang oleh kondektur bus hingga terjadi adu jotos di depan bus tersebut.

Selanjutnya, beberapa warga datang ke lokasi untuk melerai dan mengamankan kedua pemuda itu dari amuk massa.

Saat diamankan di depan kantor sebuah lembaga keuangan mikro, kedua pemuda itu tampak berusaha memberontak. 

Dalam tayangan video juga tampak beberapa warga memukul kedua pemuda itu, di tempat saat mereka ditangkap.

Saat itu, jumlah massa yang berkumpul lebih banyak dari sebelumnya. Puluhan warga tampak memenuhi sisi kiri dan kanan jalan.

Terlihat pula belasan polisi datang ke lokasi. Kedua pemuda itu diangkut polisi dengan truk dinas lalu dibawa ke Polres Jombang.

Penjelasan polisi

Kasi Humas Polres Jombang Iptu Kasnasin mengungkapkan, peristiwa pemuda mabuk mengadang bus terjadi di jalan raya di wilayah Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Kamis (11/7/2024).

Lokasinya berada di sebelah selatan Kota Jombang dan jalan raya tersebut merupakan jalur utama dari Jombang menuju Kediri. 

Kedua pemuda mabuk tersebut langsung dibawa ke Mapolres Jombang untuk menghindari amuk massa.

Selain membawa kedua pemuda itu, polisi juga membawa sopir dan kondektur bus untuk dimintai keterangan.

Di kantor polisi, jelas Kasnasin, dua pemuda dengan didampingi keluarganya, membuat kesepakatan damai dengan sopir dan kondektur bus.

“Kemarin langsung ditangani. Kedua belah pihak memilih untuk menyelesaikan dengan cara kekeluargaan,” saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/7/2024).

“Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai. Jadi penanganan kasusnya tidak dilanjutkan dan kemarin langsung diizinkan pulang,” ungkap Kasnasin.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/12/155408978/2-pemuda-mabuk-adang-bus-di-jombang-videonya-viral

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com