Holik merupakan warga Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari. Ia tewas setelah terjatuh dari gedung lantai dua di Kelurahan Baratan pada Senin (8/7/2024).
Tewasnya Holik dinilai ada kejanggalan sehingga Ormas Pemuda Pancasila meminta polisi melakukan penyelidikan.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Jember Zamroni Ulfa menyebut ada luka di tubuh korban, lebam di kedua mata korban. Kemudian, muka korban bengkak dan ada lebam di kedua matanya.
Selain itu, tulang rusuk dada korban di sebelah kanan patah. Kepala bagian belakang juga pecah setelah diketahui dari foto rontgen.
Kemudian banyak keluar darah dari mulut dan hidung. Bahkan, dari dalam mulut korban saat dimandikan juga ditemukan pasir.
“Kami masih dalami, masih memanggil saksi,” kata Kanit Reskrim Polsek Patrang Ipda Didit Ardiana pada Kompas.com via telepon, Rabu (10/7/2024).
Menurut dia, sudah ada 5 saksi yang diperiksa oleh pihak kepolisian. Di antaranya adalah pemilik bangunan serta beberapa pelajar SMK yang magang di tempat tersebut.
“Kami juga periksa para saksi yang ada di TKP dan tim medis dari rumah sakit,” ujar dia.
Dia mengaku pihak keluarga tidak berkenan dilakukan diautopsi terhadap korban. Hal itu membuat pihak medis tidak bisa melakukannya.
Sebelumnya diberitakan Holik Budiarto tewas setelah terjatuh dari gedung ruko lantai dua pada Senin (8/7/2024). Saat itu, korban datang ke sana hendak memperbaiki dokumen proposal.
"Saat di lantai dua, pemilik ruko melihat korban dalam kondisi sempoyongan hingga jatuh ke lantai di celah yang belum di pagar dengan ketinggian sekitar 4-5 meter," kata Didit.
Setelah itu, korban dibawa ke RSD dr Soebandi, namun saat menjalani perawatan, korban meninggal dunia.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/10/163531478/polisi-periksa-5-saksi-terkait-tewasnya-anggota-ormas-pemuda-pancasila-di