Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang Iskak Subagio mengatakan, serangan hama tikus sudah menyebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Sembilan kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Kunir, Candipuro, Pasrujambe, Senduro, Sumbersuko, Tempeh, Rowokangkung, Jatiroto dan Pasirian.
"Terlaporkan sudah ada 300 hektare di Kecamatan Kunir, Candipuro, Pasrujambe, Senduro, Sumbersuko, Tempeh, Rowokangkung, Pasirian, terbaru Jatiroto," kata Iskak.
Iskak menyebut, dugaan kuat penyebab maraknya hama tikus karena populasi predator utamanya di rantai makanan mulai berkurang.
Ini membuat populasi hama tikus semakin banyak dan terus menyebar ke lahan pertanian warga.
Pantauan Kompas.com, pertanian jagung di Lumajang banyak yang habis dan tinggal tongkolnya saja. Sama halnya dengan padi yang hanya menyisakan daunnya saja.
"Sepertinya karena predator asli tikus yaitu ular semakin sedikit populasinya," terang Iskak.
Iskak menyebut, akibat serangan hama tikus ini, total kerugian yang dialami petani mencapai Rp 2,1 miliar.
Jumlah itu dihitung dari jumlah lahan yang rusak dikalikan dengan rata-rata biaya produksi mulai dari bibit, olah lahan, hingga pupuk yang mencapai Rp 7 juta.
"Biaya bibit olah lahan dan pupuk pertama sudah mencapai Rp 7 juta per hektare, kalikan dengan luas lahan yang rusak," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/08/202613478/300-hektare-lahan-pertanian-di-lumajang-diserang-hama-tikus