Pria asal Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, ini sempat berkali-kali mengadu nasib di Taiwan.
Merasa tidak berhasil di negeri orang, Jarot akhirnya memutuskan pulang kampung ke Banyuwangi untuk merintis dan membangun usaha sendiri.
Di bekas lahan kebun jeruk di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Jarot memanfaatkan untuk membangun usaha peternakan kambing perah jenis Sapera.
Di peternakan yang tertata rapi dan bersih itu, ada sekitar 200 ekor ternak. Di tempat itulah Jarot memproduksi susu kambing.
Jarot menceritakan, sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, dia mengakui bekerja sebagai TKI di Taiwan.
"Saya bekerja di sana selama dua kali, dari tahun 1999 hingga 2002 dan kembali lagi dari tahun 2006 sampai 2009," kata Jarot, Jumat (5/7/2024).
Setelah pulang ke kampung halaman, Jarot sempat mencoba peruntungan menjadi petani jeruk. Namun, sejak 2016 dia beralih ke usaha peternakan kambing perah.
"Waktu itu kerja ngelas di Taiwan, terus pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga. Hingga akhirnya memilih beternak kambing perah sejak tahun 2016 hingga saat ini," ujarnya.
Jarot mengatakan, pihaknya memiliki sekitar 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera.
Rata-rata produksi susu kambing mencapai 700-1.000 liter per minggu, atau ratusan liter susu kambing per hari.
"Satu kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 sampai 2 liter susu tiap hari. Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya," jelas Jarot.
Jarot menambahkan, susu kambing yang dihasilkan setiap minggunya dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang.
Menurut Jarot, penjualan ke supllier dalam bentuk beku. Setiap minggunya bisa mengambil 700 hingga 1.000 liter susu kambing.
"Untuk susu kambing per liternya dihargai Rp 16.000," tuturnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, kisah sukses Jarot dalam mengembangkan usaha susu kambing perah dapat menjadi inspirasi anak-anak muda Banyuwangi.
"Luar biasa, merintis usaha dari nol, hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing," kata Ipuk.
Menurut Ipuk, Jarot menjadi salah satu contoh bagaimana sektor pertanian memiliki prospek untuk dikembangkan.
"Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan," ujar Ipuk.
Ipuk menjelaskan, saat ini mulai ada tren banyak masyarakat yang beralih dari susu sapi ke susu kambing.
Ada penelitian yang menyebutkan bahwa kandungan gizi susu kambing lebih banyak daripada susu sapi.
"Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting, harganya lebih mahal dari susu sapi," tandas Ipuk.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/05/122934778/cerita-sukses-mantan-tki-asal-banyuwangi-yang-kini-usaha-susu-kambing-perah