Korban merupakan anak kandung Novita, sedangkan tersangka Mian Tasgeen berstatus ayah tiri
Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto mengatakan kedua pelaku telah mengakui perbuatannya dan menjelaskan kronologi kematian AF.
Menurut AKBP Bimo, di malam kejadian yakni pada Sabtu (22/6/2024) malam, Mian Tasgeen sedang bersama korban di kamar. Saat itu, Mian melihat ada air yang tumpah di kamar tidur. Ia pun bertanya siapa yang menumpahkan air tersebut.
Korban pun menjawab yang menumpahkan air itu adalah sang ibu, Novita. Mian kemudian bertanya kepada Novita dan istrinya menjawab bukan dia yang menumpahkan air.
Novia kemudian mendatangi korban dan memarahinya karena telah berbohong soal siapa yang menumpahkan air.
Tak hanya marah, Novita juga mencubit pipi kanan dan kiri korban serta menamparnnya.
"Melihat itu, kemudian ayahnya ini ikut memarahi korban dan ikut menampar korban. Tamparan mengenai pipi dan dahi sampai korban jatuh. Saat itu ibu korban langsung memeluk korban supaya korban tak dipukuli oleh ayahnya," terang AKBP Bimo Ariyanto.
Saat Novita memeluk anaknya, Mian masih berusaha memukul korban dan mengenai Novita. Tersangka Mian malah meminta maaf pada Novita karena tak sengaja mengenai tangannya.
Novita pun melepaskan pelukannya pada sang anak. Tak disangka, Mian makin kesal dan menghujani korban dengan pukulan.
Bahkan ia memukul perut korban hingga balita tersebut terjatuh. Korban kemudian dipaksa dan dipukul lagi di bagian dada hingga kembali terjatuh.
"Saat terjatuh ini korban sempat menangis dan mengeluarkan suara seperti mendengkur hingga akhirnya hilang kesadaran. Karena panik, ibunya ini berusaha menekan dada korban dan memberi napas buatan, tapi korban tidak bangun. Dari hidung korban keluar darah," papar AKBP Bimo Ariyanto.
Karena tak kunjung sadar, kedua tersangka berdiskusi apakah akan memberitahukan pada keluarga.
Namun karena merasa belum siap, akhirnya keduanya justru mengubur jasad korban di samping rumah.
"Penganiayaan tidak hanya sekali. Beberapa hari sebelumnya, tersangka Tasgeen juga pernah menyulutkan rokok ke dada korban sampai lima kali. Saat ini kasus masih dalam tahap penyidikan untuk proses hukum lebih lanjut," ungkap AKBP Bimo Ariyanto.
“Pemakamannya sekitar menjelang subuh,” ujarnya, Rabu (26/6/2024). Mian menggunakan alat-alat seadanya untuk menggali tanah, seperti sendok dan kayu. Kedalaman liang lahad hanya 40 sentimeter.
Jenazah AF yang terbungkus kafan, dikubur secara apa adanya karena ibu kandung dan ayahnya panik.
Ia mengatakan jasad korban sempat dibawa ke kamar kos di Kota Kediri dengan menggunakan motor. Rencananya, di kamat kos itu kedua pelaku akan mengurus jenazah korban.
Namun rencana itu urung dilakukan karena mereka tak memiliki gunting untuk memotong tali kafan. Akhirnya keduanya kembali ke rumah di Kabupaten Kediri dan memutuskan memakamkan korban di samping rumah.
Sang kakek curiga
Kasus tewasnya balita di Kediri ini diketahui usai kakek korban, SY (73), merasa janggal terhadap sikap anak dan menantunya ketika mengunjungi rumahnya di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Saat bertandang, keduanya tak membawa AF. Tak adanya AF ditanyakan oleh SY. Mereka berkilah AF meninggal karena terjatuh. Jasad AF telah dimakamkan di samping rumah.
"Mereka bilang gitu sambil menangis bersimpuh di pangkuan saya. Sambil minta maaf,” ungkapnya, Selasa.
SY mengatakan saat Novita bercerai dengan suami pertamanya, korban yang masih bayi ia asuh di rumahnya yang ada di Kabupaten Nganjuk karena Novita bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Novita kemudian kembali menikah dengan Mian pada Januari 2024. Lalu pada Februari 2024, korban pun diboyong untuk tinggal bersama keduanya di Kediri.
Saat mendengar pengakuan anak dan menantunya, SY mengajak keduanya kembali ke Kediri. Ternyata benar, AF ditemukan dikubur di pinggir rumah.
Curiga dengan kematian sang cucu, SY pun melapor ke perangkat desa. Polisi yang turun tangan langsung melakukan penyelidikan dan memeriksa Novita serta Mian. Terungkap korban tewas karena dianiaya ibu kandung da ayah tirinya pada Sabtu (22/6/2024).
"Saya tidak membayangkan ini terjadi,” pungkas SY.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: M Agus Fauzul Hakim | Editor: Andi Hartik, Aloysius Gonsaga AE), Tribun Jatim
https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/28/065000178/kronologi-ibu-kandung-dan-ayah-tiri-di-kediri-aniaya-balita-hingga-tewas