Salin Artikel

Konologi Penemuan Kerangka Manusia di Bangkalan oleh Pencari Burung, Nyaris Dijadikan Pipa Rokok

Kerangka tersebut pertama kalo ditemukan oleh pencari burung. Awalnya saksi menemukan tulang di kawasan ladang ilalang dan ia pun berniat hendak dibuat pipa rokok.

Namun betapa terkejutnya ia saat menemukan bagian kerangka lain yang berserakan di lokasi kejadian dalam kondisi hangus.

Saksi kemudian memberitahun temuan itu ke warga dan diteruskan laporannya ke polisi.

"Penemu pertama awalnya sedang mencari burung, di sekitar lokasi menemukan tulang yang maunya dibuat once pipa rokok. Ternyata di sekitarnya banyak tulang dan dilaporkan ke warga sekitar,” ungkap Kapolsek Socah, AKP Suharijanto.

Setelah menerima laporan, AKP Suarijanto mengaku langsung terjun ke lokasi.

“Kami mendapatkan laporan dari masyarakat pada pukul 14.00 WIB. Jauh lokasinya, tiga kilo (meter) jalan kaki, belum diketahui jenis kelaminnya. Ini mau diteruskan ke rumah sakit untuk visum," kata dia.

Saat melakukan pemeriksaan, ia menyebut rahang dari kerangka manusia itu sudah lepas.

Selain itu ia juga menyebut tengkorak dari kerangka tersebut sudah hilang.

“Kondisi korban tinggal rangka samua, bekas terbakar sampai tulang rahang lepas semua. Tidak bisa dikenali, tulang tengkorak sudah tidak ada, dan kaki serta tangan sudah lepas semua. Kalau sudah kondisi seperti itu, sudah lama sekali hampir 2-3 mingguan karena rahang lepas semua,” papar Hari.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo mengungkapkan petugas tidak menemukan identitas di sekitar kerangka manusia tersebut.

“Pada waktu di lokasi ketika olah TKP, ditemukan potongan tubuh kaki dan dalam keadaan terbakar. Namun kami belum menemukan tali sebagai tanda bahwa jenazah dibakar saat itu, tidak ditemukan juga identitas. Kerangka ditemukan di satu lokasi, hanya saja ditemukan dalam keadaan terbakar,” singkat Heru.

Diperkirakan perempuan muda berusia 20 tahun

Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan di RSUD Syamrabu Bangkalan, kerangka manusia itu berjenis kelamin perempuan dan berusia sekitar 20 tahun.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis forensik RSUD Syamrabu Bangkalan, Edy Suharta.

Namun, Edy mengatakan belum diketahui apakah korban dibakar setelah atau sebelum tewas.

“Jenis kelamin perempuan, usia sekitar 20 tahunan, tengkorak tidak ditemukan, organ tubuh dan tulang banyak yang hancur karena terbakar. Kami belum atau tidak bisa memastikan apakah terbakar setelah atau sebelum meninggal,” ungkap dia.

Ia juga memperkirakan korban meninggal lima hari sebelum ditemukan. Hal itu diketahui dari bekas baju terbakar yang masih menempel di sisa daging yang masih berada di tubuh korban.

“Diperkirakan meninggal lima hari yang lalu, ditemukan bekas baju terbakar menempel di sisa daging pada tulang paha, betis, kaki, lengan, dan tangan,” pungkas Edy.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman | Editor: Pythag Kurniati), Surya Malang

https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/21/170700178/konologi-penemuan-kerangka-manusia-di-bangkalan-oleh-pencari-burung-nyaris

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com