Salin Artikel

Pj Bupati Lumajang Kecewa Sejumlah Kades Bubar Sebelum Pengukuhan Perpanjangan Masa Jabatan Usai

LUMAJANG, KOMPAS.com - Prosesi pengukuhan perpanjangan masa jabatan kepala desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diwarnai aksi kurang etis oleh beberapa kepala desa.

Saat acara pengukuhan perpanjangan masa jabatan kepala desa di Pendopo Arya Wiraraja belum selesai, beberapa kepala desa tampak membubarkan diri masing-masing.

Mereka beranjak dari kursi yang sudah disediakan pada saat prosesi penyerahan surat keputusan (SK) perpanjangan masa jabatan oleh Penjabat (Pj) Bupati Lumajang ke masing-masing kepala desa.

Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukkan beberapa kepala desa tersebut.

Bahkan, ia sempat menegur Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Lumajang untuk mengumpulkan kembali para kepala desa.

"Makanya tadi saya sudah sampaikan ayo Pak Anto masukkan kembali kalau enggak tidak akan saya selesaikan," kata Indah di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang, Jumat (14/6/2024).

Menurut Indah, ia dan segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Lumajang telah meluangkan waktu untuk memberi penghormatan sebaik mungkin kepada para kepala desa.

Bahkan, Indah bersedia menyerahkan satu per satu SK perpanjangan masa jabatan kepada setiap kepala desa dan melayani foto bersama satu per satu.

"Saya sudah memberikan penghormatan dengan bersedia melakukan pengukuhan perpanjangan masa jabatan 2 tahun penyerahan SK-nya juga sampai satu per satu, foto satu per satu dengan ketua tim penggerak PKK. Nah ini mereka juga harus bisa menghormati apa yang telah dilakukan jajaran pemerintah kabupaten," terang Indah.

"Di sela-sela kesibukan kita, saya bersama Pak Sekda tetap meluangkan waktu untuk bisa melakukan pengukuhan itu," lanjutnya.

Ketua AKD Lumajang Suhanto menjelaskan, beberapa kepala desa yang beranjak dari pendopo saat itu untuk melakukan shalat ashar.

Menurutnya, beberapa kepala desa saat itu datang dengan membawa pendukung. Sehingga, selesai shalat ashar mereka bertemu dengan pendukungnya.

Tidak hanya itu, menurut Suhanto, beberapa kepala desa juga pergi untuk makan siang karena acaranya dilaksanakan setelah shalat jumat dan berlangsung lama.

"Tadi itu banyak kepala desa yang membawa pendukung, tadi itu juga sudah ashar jadi sebagian teman selesai dilantik shalat ashar dan ada yang ketemu pendukungnya. Kemudian juga makan siang karena tadi acaranya waktunya sangat mepet jadi begitu turun jumatan langsung ganti baju dan belum makan siang," jelas Suhanto.

Meski begitu, Suhanto memastikan, tidak ada kepala desa yang pulang sebelum acara selesai. Menurutnya, perginya kepala desa masih di sekitar area pendopo.

"Tetap ada di pendopo, tadi saya suruh kembali lagi dan akhirnya acaranya dilanjutkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Suhanto mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf kepada Pj Bupati Lumajang atas apa yang terjadi pada saat pengukuhan.

"Satu kami berterima kasih kepada Pj Bupati yang sudah berkenan mengukuhkan teman-teman, terima kasih sudah memfasilitasi," ucap Suhanto.

"Kedua kami mohon maaf apabila tadi ada salah paham dan miskomunikasi kami mohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada maksud kami tidak menghormati, mungkin ada beberapa kepala desa yang tidak ikut gladi jadi tidak tahu rundown acaranya dan mengira setelah penyerahan SK selesai, jadi sekali lagi kami mohon maaf," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/14/205038878/pj-bupati-lumajang-kecewa-sejumlah-kades-bubar-sebelum-pengukuhan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com