Salin Artikel

Partai Gerindra Tugaskan Wakil Wali Kota Maju dalam Pilkada Kabupaten Blitar

Ia mengembalikan formulir ke Partai Demokrat setelah mengklaim telah mengantongi tugas pencalonan dari Partai Gerindra.

“Kami ini dapat instruksi dari pimpinan tertinggi di DPP (Partai Gerindra). Namanya instruksi ya kami jalankan saja tugas,” ujar pria 62 tahun yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindran Provinsi Jawa Timur di Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Blitar, Jumat (14/6/2024).

Didesak apa isi instruksi tersebut, Tjutjuk mengatakan bahwa dirinya ditugaskan untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Blitar 2024 sebagai calon bupati.

Ditanya lagi apakah rekomendasi dari Partai Gerindra pasti akan jatuh ke dirinya, Tjutjuk enggan menjawab langsung.

"Tugasnya untuk mencalonkan, untuk menjadi bupati (Blitar). (Rekomendasi) ya otomatis. Itu nantilah. Ya otomatis lah. Kan gak vulgar gitu,” tutur pria asal Surabaya itu.

Upaya mencari kawan koalisi

Terkait pendaftaran dirinya ke Partai Demokrat, Tjutjuk mengatakan bahwa hal itu merupakan upaya untuk mendapatkan teman koalisi menghadapi Pilkada Kabupaten Blitar 2024.

Membangun koalisi, lanjutnya, harus dilakukan mengingat pada Pemilu Legislatif 2024 Partai Gerindra hanya mendapatkan 7 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar.

Untuk dapat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Blitar harus mendapatkan dukungan dari minimal satu partai politik atau gabungan beberapa partai politik dengan jumlah kursi di DPRD Kabupaten Blitar minimal 10 atau 20 persen dari total 50 kursi di DPRD Kabupaten.

“Artinya kami sebagai Gerindra nanti berkoalisi dengan Partai Demokrat dan partai lain yang memungkinkan untuk pendafaran di KPU untuk mencukupi 10 kursi,” tuturnya.

Menurut Tjutjuk, Partai Gerindra sudah bisa mengusung dirinya sebagai calon bupati jika didukung oleh Partai Demokrat yang memiliki 2 kursi dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memiliki 1 kursi.

Tjutjuk mengatakan bahwa Partai Gerindra juga terbuka berkoalisi dengan partai-partai politik pendukung yang di tingkat nasional tergabung dalam koalisi pendukung Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin atau Koalisi Indonesia Maju.

“Tapi kalau mengacu ke Koalisi Indonesia Maju, ada Golkar dan PAN yang masing-masing memiliki 5 kursi dan komunikasi intens sudah kami jalankan terus,” terangnya.

Meski demikian, Tjutjuk mengakui bahwa Partai Gerindra tidak membatasi diri pada Koalisi Indonesia Maju dalam menjalin koalisi pada Pilkada Kabupaten Blitar 2024.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar Edi Masna mengatakan bahwa Tjutjuk merupakan figur yang telah memiliki pengalaman panjang pada jabatan publik mulai dari jabatan di legislatif maupun eksekutif.

“Kami punya harapan besar pada beliau. Melalui tangan beliu Bapak Tjutjuk ini bagaimana nanti bisa menang dan Kabupaten Blitar bisa maju seperti daerah lain,” ujarnya.

Edi membenarkan bahwa Bupati Blitar Rini Syarifah yang juga Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berencana mendaftar ke Partai Demokrat dalam upaya membangun koalisi pada Pilkada Kabupaten Blitar 2024.

Meskipun, dengan 11 kursi yang diraih, PKB dapat mengusung sendiri pasangan calon tanpa menggandeng partai politik lain.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/14/193611678/partai-gerindra-tugaskan-wakil-wali-kota-maju-dalam-pilkada-kabupaten

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com