Menurutnya, hasil pemeriksaan sementara dari keterangan para saksi menyimpulkan longsor tersebut disebabkan faktor alam.
"Kita masih akan dalami lagi dan memeriksa keterangan dari para saksi lagi, tapi kesimpulan sementara ini murni bencana," kata Rohim di Lumajang, Selasa (11/6/2024).
Sebelumnya diberitakan, tanah longsor terjadi di area pertambangan pasir Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (4/6/2024) siang.
Longsor menyebabkan 3 orang atas nama Kusnadi, Dwi Suprapto, dan Abdul Rohim, penambang dari desa setempat ditemukan meninggal dunia.
Ditambah, 1 orang lagi atas nama Junaidi warga Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sampai saat ini tubuhnya belum ditemukan.
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, longsor terjadi karena curah hujan di sekitar lokasi cukup tinggi dan terjadi hampir setiap hari.
Menurutnya, beberapa hari terakhir sebelum longsor terjadi, aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga tidak mengalami peningkatakan.
Selain itu, struktur tanah dari tebing yang longsor memang merupakan tanah gembur yang mudah bergerak.
Tidak hanya itu, di sepanjang tebing juga tidak ada tumbuhan dengan daya serap air yang banyak.
"Struktuk tanah yang ini (longsor) memang beda kalau disana kan kayak berpasir terus ada pohonnya, kalau yang longsor ini adanya tanaman rambat," jelasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/11/080648678/polisi-sebut-longsor-di-area-pertambangan-lumajang-murni-bencana