Tambahan tersebut ditempatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen menjelang Idul Adha 1445 H.
Manajer Area Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan, tambahan elpiji 3 kg tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat saat Idul Adha.
Menurut Ahad, penggunaan elpiji 3 kg di Madura diprediksi meningkat berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya.
Jadi, Pertamina berusaha menutup ruang para oknum yang ingin mengambil keuntungan saat konsumsi meningkat.
"Sebelum dan sesudah Idul Adha, kami akan banjiri tabung secara periodik,” ujar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/6/2024).
Ahad menambahkan, di Madura ada tradisi pulang kampung (Toron) saat Idul Adha. Pertamina melakukan penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sesuai dengan frekuensi kebutuhan mereka selama Idul Adha.
“Biasanya, masyarakat yang pemudik saat Idul Adha, tak kalah banyak dibandingkan Idul Fitri. Kami sudah siap memenuhi kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.
Meskpun ada penambahan kuota, Ahad mengimbau konsumen membeli elpiji di pangkalan Pertamina agar mendapatkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 16.000.
Pangkalan resmi, dilarang menjual harga di atas HET.
Mafluhah, pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Desa Lancar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan menjelaskan, konsumsi elpiji 3 kg selama sepekan terakhir mengalami peningkatan.
Situasi ini terjadi menjelang Idul Adha. Warga yang biasanya seminggu menghabiskan 1 buah, menjadi 2 buah, bahkan 3 buah.
“Meski ada peningkatan konsumsi, kami tidak berani menjual elpiji 3 kg di atas HET karena sudah berdasarkan ketentuan."
"Jika di luar pangkalan harganya lebih dari HET, itu bukan urusan pemilik pangkalan,” kata Mafluhah.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/10/140022278/jelang-idul-adha-pertamina-tambah-171360-elpiji-3-kg-di-madura