Akibatnya, sang suami meninggal akibat sabetan celurit pelaku.
Menurut Pujiani, dia dan suami berangkat dari rumah mereka di Desa Pikatan, Kecamatan Gending. Mereka hendak ke Maron mengambil tempe dengan menaiki motor Honda Beat.
Saat hendak pulang dari mengambil tempe, pasutri tersebut lewat di Desa Pegalangan. Di lokasi itu dia dicegat pelaku begal bercelurit.
"Tiba-tiba kami diadang oleh pelaku yang muncul dari sawah. Pelaku membawa celurit," kata Pujian kepada Kompas.com, Senin (27/5/2024).
Karena sadar berhadapan dengan begal, Maskur kemudian menyuruh istrinya kabur. Pujiani kemudian segera menaiki motor untuk mencari pertolongan warga.
Sedangkan Maskur menghadapi pelaku bertubuh gemuk dan mengenakan masker tersebut.
"Suami saya sempat bertengkar dan berduel dengan pelaku," terang Pujiani.
Tak lama kemudian, Pujiani datang bersama sejumlah warga di tempat kejadian perkara.
Maskur sudah tergeletak di tanah bersimbah darah, dengan luka di sekujur tubuh. Adapun handphone dan dompet milik korban dibawa kabur pelaku.
Warga kemudian melarikan Maskur ke RSUD dr Moh. Saleh Kota Probolinggo. Maskur meninggal dunia dalam perawatan medis.
Kapolsek Maron AKP Agus Supriyanto membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku.
"Kejadiannya di Desa Pegalangan, Maron. Saat itu korban dan istri tiba-tiba dicegat pelaku seorang diri. Korban dan pelaku sempat bertengkar dan berduel. Istrinya disuruh bawa motor minta pertolongan warga. Saat kembali ke TKP, istri dan warga mendapati korban sudah tergeletak di tanah dengan luka-luka di tubuh," jelas Agus.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/05/27/115217278/sang-suami-tewas-di-tangan-begal-di-probolinggo-pujiani-dia-sempat-berduel