Salin Artikel

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

KOMPAS.com - Hati Harjo Mislah bergetar ketika melihat Kabah secara langsung. Momen itu terjadi sewaktu Mbah Harjo umrah pada 2017.

"Saya pertama kali lihat Kabah saat umrah pada 2017. Hati saya bergetar melihat rumah Allah. Saya ingin pergi haji," ujarnya, beberapa waktu lalu, dikutip dari Surya.

Sejak saat itu, pria yang kerap disapa Mbah Harjo ini membulatkan niat untuk berhaji.

Dua tahun kemudian, atau pada 2019, dia mendaftar haji menggunakan tabungan yang telah ia siapkan sejak lama.

Kini, pria berusia 109 tahun ini kembali mengunjungi Tanah Suci. Niatnya berhaji terwujud. Mbah Harjo bahkan menjadi calon jemaah haji tertua di Indonesia pada musim haji 2024.

“Hati saya sangat senang bisa beribadah haji. Semoga ibadah haji kami diterima Allah,” ucapnya, Selasa (7/5/2024).

Untuk mempersiapkan fisiknya, pria asal Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, ini rajin berolahraga. Hal ini dikatakan putranya, Sirmad (66), yang akan mendampingi Mbah Harjo berhaji.

“Sehari-hari Mbah Kung itu aktivitas di sawah dan memiliki hobi olahraga," ungkapnya.

Tak cuma fisik, mantan pejuang kemerdekaan tersebut juga melakukan persiapan rohaniah, seperti bersabar serta bersilaturahmi dan menjalin hubungan baik dengan tetangga.

Sisi ibadah pun digenjot. Jelang berhaji, kakek dari 15 cucu dan dua cicit ini sering melakukan shalat malam dan puasa Senin-Kamis.

Sirmad bertekad, nantinya di Tanah Suci, dirinya akan menunjukkan baktinya kepada sang ayah.

"Saya terharu bisa berhaji bersama bapak saya yang sudah sepuh," tuturnya.

Sebelum Mbah Harjo terbang ke Arab Saudi, petugas kesehatan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Surabaya (PPIH) terus memantau kesehatannya.

Hingga pemeriksaan kesehatan tahap ketiga, Mbah Harjo dinyatakan layak terbang dan tergabung dalam Kloter 19.

"Alhamdulillah kondisinya sehat. Tadi kami periksa dari saturasi oksigennya 100 persen. Tekanan darah normal, denyut nadinya juga baik," jelas Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya Rosidi Roslan, dilansir dari Surya.

Petugas kemudian memberikan Mbah Harjo vitamin untuk memelihara kesehatan selama berada di Tanah Suci. Petugas pun tak memberikan perlakuan khusus karena kondisinya sehat.

Riwayat penyakit pun sudah diperiksa, tetapi tak ada keluhan. Namun, petugas mengingatkan agar Mbah Harjo perlu istirahat yang cukup.

Rosidi meminta keluarga yang mendampingi Mbah Harjo agar terus mengawasinya selama berlangsungnya ibadah haji.

Saat ini, Mbah Harjo telah tiba di Arab Saudi melalui Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Kamis (16/5/2024).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor: Andi Hartik), Surya.co.id

https://surabaya.kompas.com/read/2024/05/19/112027778/kisah-mbah-harjo-berhaji-di-usia-109-tahun-hatinya-bergetar-melihat-kabah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com